Minggu, 04 September 2016

Terjemahan Fathul Izar Bagian 05




GAYA JIMA' YANG BAIK



بيان تدبير الحرث

Penjelasan cara bersenggama

قال الامام العالم العلامة جلال الدين عبد الرحمن السيوطي

Al-Imam Al-'Alim Al-'Allamah Jalaluddin 'Abdurrahman As-Sayuthi berkata

في الرحمة : إعلم ان الجماع لايصلح الا عند هيجان الشهوة

dalam kitab 《AR-RAHMAH》 : Ketahuilah bahwa melakukan jima' dengan istrinya tidak baik kecuali memberi semangat dengan syahwat

مع استعداد المني فينبغي أن يخرجه في الحال كما يخرج الفضلة

bersama mempersiapkan sperma untuk di fungsikan, maka semestinya sperma itu segera dikeluarkan dalam kondisi sebagaimana mengeluarkan yang lebih dari cukup

الرديئة بالإستفراغات كالمسهلات فان في حبسه عند ذلك ضررا عظيما

supaya tidak menyebabkan sakit perut, maka sperma dikeluarkan dengan memuntahkan kedalam rahim istrinya seperti sedang mencuci perut, maka jika menahan sperma ketika birahi sedang memuncak dapat menyebabkan bahaya yang besar,

والمكثر من الجماع لايخفى هرمه سريعا وقلة قوته وظهور الشيب

Dan jika banyak melakukan jima' ialah bisa cepat tua dan sedikit tenaganya dan menyebabkan tumbuhnya rambut putih,

فيه وللجماع كيفية وهي ان تستلقى المرأة على ظهورها ويعلوها الرجل

dalam gaya berjima' dengan membaringkan wania dan suami berada di atasnya dan sumani mengangkat punggungnya dan suami

ملاعبة خفيفة من الضم والتقبيل ونحو ذلك حتى اذا حضرت شهوتها

suami melakukan cumbuan ringan dari mendekap dan mencium dan lain sebagainya sampai istri datang syahwatnya

اولج وتحرك فاذا صب المني فلاينزع بل يصبر ساعة مع

kemudian suami memasukkan dzakar dan menggerak-gerakkan dalam lubang vagina, pada saat suami sudah mengalami ingin keluar air mani, maka jangan mencabut dzakarnya, tapi bersabarlah beberapa saat bersama

KITAB FATHUL IZAR HALAMAN 08

الضم الجيد لها فاذا سكن جسمه سكونا عظيما نزع ومال على يمينه

mendekap istiri dengan sepenuhnya kepada istri, maka jika suami sudah tenang tubuhnya, maka cabutlah dzakar dari vagina dan memiringkan tubuh istrinya kesamping kanan,

حين النزع فقد ذكروا ان ذلك مما يكون به الولد ذكر ويمسحان فرجهما

saat ingin mencabut dzakarnya, sungguh menurut para ulama’ tindakan demikian itu merupakan penyebab anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin laki-laki, setelah selesai berjima' hendaklah keduanya membasuh kemaluannya masing-masing

بحرقتين نظيفتين للرجل واحدة وللمرأة واحدة ولايمسحان بحرقة

dengan dua buah kain, membersihkan keduanya, satu untuk suami dan yang lain untuk istri dan jangan sampai keduanya menggunakan satu kain,

واحدة فان ذلك يورث الكراهة واحسن الجماع ما يعقبه نشاط وطيب

maka jika hal itu dilakukan, akan dapat mewarisi kebencian. Dan jima' yang paling baik adalah berjima' yang mengikutinya kesemangatan danndirinya senang untuk melakukan jima',

نفس وباقى سهوة وشره ما يعقبه رعدة وضيق نفس وموت أعضاء

dan masih menyisakan syahwat. Dan jimak yang jelek adalah jimak yang diikutinya badan gemetar dan dirinya merasa sempit dan organ tubuh mati

وغشيان وبغض الشخص المنكوح فان كان محبوبا فهذا القدر كاف

dan pingsan dan istri merasa kecewa terhadap suami walaupun istri mencintainya, maka inilah keterangan yang sudah mencukupi

في تدبير الأصلح من الجماع

dalam tatacara jima' yang paling benar.

KITAB FATHUL IZAR HALAMAN 09

Wallahu A'lam Bish-Showab