Senin, 29 Agustus 2016

Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 29






HUKUM LAKI-LAKI MEMANDANG WANITA AJNABIYYAH




《الفَصْلُ الرَابِعُ : فِيْ حُرْمَةِ نَظَرِ الرَجُلِ إِلَى النِّسَاءِ الأَجْنَبِيَّاتِ وَعَكْسِهِ》
   
《Fashal yang ke empat : menjelaskan tentang diharamkan seorang laki-laki melihat kepada wanita ajnabiyyah dan begitu juga sebaliknya》

keharaman kaum wanita memperhatikan kaum lelakiyang bukan muhrimnya.
Tersebut dalam firman Allah dalam surat Al ahzab, :

《قَالَ اللهُ تَعَالَى》 في سورة الأحزاب 《وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا》 أي :

《Allah Ta'ala berfirman》 dalam suratnAl-Ahzab 《apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi)》 maksudnya :

شيئا من آلات البيت 《فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ》 أي : ستر يستركم

dari suatu alat yang ada dalam rumah 《maka mintalah dari belakang tabir》 maksudnya : penutup yang akan melindung kalian

عنهن ويسترهن عنكم 《وَقَالَ تَعَالَى》 في سورة النور 《قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ

dari pandangan mereka dan akan melindungi mereka dari pandangan kalian 《Dan Allah Ta'ala berfirman》 dalam surat An-Nuur 《Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman :

يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ》 أي : عما لا يحل لهم نظره 《وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ》

Hendaklah mereka menahan dari pandangannya》 《dan memelihara kemaluannya》 maksudnya : tentang apa yang tidak dihalalkan kepada laki-laki untuk melihatnya

أي : عما لا يحل لهم فعله بها 《ذَلِكَ أَزْكَى》 أي : خير 《لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ

《yang demikian itu adalah lebih suci》 《kepada mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

بِمَا يَصْنَعُوْن》 أي : بالأبصار والفروج، فيجازيهم عليه 《وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ

dengan apa yang mereka perbuat》 maksudnya : dengan apa yang dilakukan pandangannya dan kemaluannya, maka dengan ringkas atas mereka 《Dan katakanlah kepada wanita yang beriman :

يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ》 أي : عما لا يحل لهنّ نظره 《وَيَحْفَظْنَ

Hendaklah mereka menahan dari pandangannya》 maksudnya : tentang apa yang tidak dihalalkan kepada wanita untuk melihatnya 《dan memelihara

فُرُوجَهُنَّ》 أي : عما لا يحل لهن فعله بها.

kemaluannya》 maksudnya : tentang apa yang tidak dihalalkan kepada kemaluan mereka untuk melakukan dengannya.

《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُومٌ مِنْ سِهَامِ

《Dan Rasulullah saw bersabda : pandangan adalah anak panah yang mengandungnracun dari panah

إبْلِيسَ، فَمَنْ تَرَكَهَا》 أي : النظرة 《خَوْفًا مِنَ اللهِ تَعَالَى》 أي : غضبه

iblis, maka barangsiapa yang meninggalkannya》 maksunya : pandangan 《karena takut kepada Allah Ta'ala》 maksudnya : kemurkaannya

《أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى إيمَانًا يَجِدُ حَلاَوَتَهُ》 أي : الإيمان 《فِيْ قَلْبِهِ》

《niscaya Allah Ta'ala akan memberinya keimanan dan akan mendapatkan manisnya》 makaudnya : iman 《didalam hati》

KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 44

《وَقَالَ عِيْسَى عَلَيْهِ السَلاَمُ : إِيَّاكُمْ وَالنَظْرَةَ》 أي : اتقوا النظرةَ 《فَإِنَّهَا

《Dan Nabi 'Isa as berkata : takutlah kalian dan peliharalah pandangan kalian》 maksudnya : takutlah kalian pada pandangan 《maka sesungguhnya pandangan itu

تَزْرَعُ》 أي : تنبت 《فِيْ الْقَلْبِ شَهْوَةً، وَكَفَى بِهَا فِتْنَةً》 وهذه الجملة

akan menumbuhkan》 maksudnya : kamu tumbuh 《syahwat di dalam hati, dan cukuplah syahwat itu menjadi fitnah》 dan ini jumlah

فعل وفاعل وتمييز.

Fi'il dan Fa'il dan yang menerangkan Zat.

《وَقَالَ سَعْدٌ بْنُ جُبِيْرٍ : إِنَّمَا كَانَتْ فِتْنَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَلاَمُ مِنْ أَجْلِ

《Dan Sa’ad bin Jubair berkata : sesungguhnya ada fitnah yang menimpa Nabi Daud as karena di sebabkan dari

النَظْرَةِ》 رُوي أن داود وقع بصَرُه على امرأةِ أوريا بن حنان، فمال

pandangan》 diriwayatkan, suatu ketika Nabi Daud tidak sengaja melihatnya atas wanita, istri uriya bin Hannan, maka cenderung

قلبه إليها، وليس له في هذا ذنبٌ البتة. أما وقوعُ بصَره عليها بغير

hatinya kepada wanita itu, dan bukan disengaja pada pandangannya dalam hal ini, maka sama sekali tidak berdosa. Adapun terlihatnya wanita di aula dengan tanpa

قصدٍ، فليس بذنب. وأما حصول الميل عقب النظر فليس أيضا ذنبا،

tujuan, maka tidaklah berdosa. Dan adapun yang menghasilkan kecondongan hati akibat melihat, maka juga tidak berdosa,

لأن الميل ليس في وُسْعِه، فليس مكلفا به، فلما وقع في قلبه محبتها

karena sesungguhnya condongan hati bukan dalam kemampuan Nabi Daud, maka tidaklah di bebankan dengannya, maka ketika dalam hati Nabi Daud as jatuh cinta kepada istri uriyah,

طلب من أوريا، فقال له عليه السلام : انزل عن امرأتك واكفلنيها،

Nabi Daud as memohon pada uriyah, maka Nabi Daud as berkata kepada uriyah : wahai uriyah jatuhkanlah talaq dari istrimu dan aku akan mencukupinya,

فاستحيا أوريا أن يزده وطلقها، وكان ذلك جائزا في شريعة داود

Maka uriyah menjadi malu kepada Nabi Daud as, dan uriyah pun mencerai istrinya, dan hal seperti ini di perbolehkan dalam syari'at yang Nabi Daud as bawa

معتادا فيما بين أمته، غيرَ مُخِلّ بالمروأة، فكان يسأل بعضهم بعضا

dan sudah menjadi kebiasaan dalam kenyataan ummat Nabi Daud as, hal ini tidak bertentangan dengan kehormatan, maka ketika ada permohonan antara satu sama lain

أن ينزل عن زوجته فيتزوجها إذا أعجبته. هذا، وإن كان جائزا

untuk menjatuhkan talaq dari istrinya maka untuk menikahinya jika seseorang yang mengaguminya. Ini walaupun di perbolehkan

Namun demikian, walaupun diperbolehkan dalam syari’at Nabi Dawud hal seperti itu, akan tetapi jika ditinggalkan akan lebih afdhol.

في ظاهر الشريعة، إلا أنه لا يليق لتركه الأفضل، ولذلك عاتبه الله

dalam zhahir syari'at Nabi Daud as, kecuali sesungguhnya tidak layak untuk di tinggalkannya, tapi lebih afdhal ditinggalkan, dan karena itu Allah mencelanya

على ذلك. ثم إن طلب داود امرأة أوريا لسر يعلمه الله تعالى،

atas hal ini. Kemudian permintaan Nabi Daud as untuk menikahi istrinya uriyah menjadi rahasia yang hanya dinketahui Allah Ta'ala

وهو أنه لما تزوجها أتت له بسليمان عليه السلام فهي أمه.

Dan Nabi Daud as sesungguhnya ketika menikahinya, terlahirlah Nabi Sulaiman as, maka wanita itu adalah ibunya Nabi Sulaiman yang sebelumnya istri dari Uriyah bin Hanan

وروي أن داود عليه السلام تمنى يوما من الأيام منزلة آبائه إبراهيم

Diriwayatkan, ketika suatu hari Nabi Daud as berharap tentang kedudukan nenek moyangnya yaitu Nabi Ibrahim

وإسحاق ويعقوب، وسأل عليه السلام ربه أن يمتحنه كما امتنحهم

dan Nabi Ishaq dan Nabi Ya'qub, dan Nabi Daud as mengajukan permintaan kepada Rabb-Nya agar diujinya sebagaimana diberikan pada mereka

ويعطيه من الفضل ما أعطاهم، فأوحى الله تعالى إليه : أنك تبتلى، في

dan memberinya dari keutaman seperti apa yang di berikan kepada mereka, maka Allah Ta'ala mewahyukan kepada Nabi Daud as : sesungguhnya kamu akan diberi cobaan, dalam

يوم كذا فاحترس. فلما كان ذلك اليوم جاءه الشيطان، فتمثل له في

hari ini juga, maka berhati-hatilah ketika ada cobaan itu, setelah kejadian tersebut, maka datanglah syetan kepadanya menyerupai dalam

صورة حمامة من ذهب، فيها من كل لون حسن، فأعجبه حسنها، فمدّ

bentuk burung merpati emas, didalam burung merpati mas itu terdapat dari semua warna yang bagus, maka Nabi Daud as menyukai karena bagusnya, Nabi Daud mengulurkan

KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 45

يده ليأخذها ويريها بني إسرائيل لينظروا إلى قدرة الله تعالى،

tangannya untuk di bawanya dan menunjukannya pada bani Israel supaya mereka melihat kekuasaan Allah Ta'ala

فطارت غير بعيد فتبعها، فطارت من كوّة فنظر داود أين تقع،

Maka burung merpati mas tersebut terbang tidak jauh, Nabi Daud as mengikutinya, maka terbanglah burung merpati mas tersebut dari loteng, maka Nabi Daud as melihat dimana burung merpati mas itu berhentinya,

فأبصر داود امرأة في بستان تغتسل، فعجب داود من حسنها،

Maka Nabi Daud as melihatbseorang wanita dalam kebun buah-buahan yang sedang mandi, maka kagumlah Nabi Daud as dari kebagusan tubuh wanita itu,

وحانت منها التفاته، فأبصرت ظله، فنقضت شعرها فغطى بدنها،

dan Nabi Daud as mendatangi wanita tersebut dari baliknya, maka wanita itu melihat bayangannya, maka ia menjulurkan rambutnya maka tertutupi seluruh tubuhnya,

فزاده أعجابا، فسأل عنها، فقيل له : إنها امرأة أوريا، فطلب منه

meningkatlah kekaguman Nabi Daud as, maka bertanyalah Nabi Daud as pada wanita itu, maka wanita tersebut berkata pada Nabi Daud as : sesungguhnya aku istri uriyah, maka Nabi Daud as meminta pada uriyah

أن يطلفها ليتزوجها، فذلك جائز من غير نكير، إلا أن داود عليه السلام

supaya melepaskan istrinya untuk dinikahinya, hal ini dibolehkan dari uriyah tanpa menegur, tapi sesungguhnya Nabi Daud as

لعظم منزلته وارتفاع مرتبته وعلوّ سأنه لا ينبغي له أن يسأل رجلا

untuk memuliakan statusnya dan meninggikan kedudukannya dan akan meninggikannya yang tidak semestinya dilakukan pada uriyah untuk meminta pada seorang laki-laki

ليس له إلا امرأة واحدة أن ينزل عنها فيتزوجها مع كثرة نسائه،

bahwa ini adalah satu-satunya wanita yang akan di talaq dari uriyah maka akan dinikahinya walaupun telah banyak istrinya,

بال كان المناسب له أن يغلب هواه ويصبر على ما امتحن به،

hal ini malapetaka yang pantas kepada Nabi Daud as agar menjadi semakin baik keinginannya dan akan sabar atas apa yang di uji dengannya,

فلذلك عاتبه الله تعالى.

maka karena itu Allah Ta'ala memperingtkannya.

《وَقَالَ دَاوُدُ لاِبْنِهِ سُلَيْمَانَ عَلَيْهِمَا السَلاَمُ : يَا بُنَيَّ امْشِ خَلْفَ الأَسَدِ

《Dan Nabi Daud bersabda kepada putranya Nabi Sulaiman as : Wahai putraku, berjalanlah kamu di belakang singa

وَالأَسْوَد》 أي : العظيم من الحيات وفيه سواد كما في الصحاح

dan harimau》 maksudnya : yang besar dari yang hidup dan di dalam perjalanan gelap sebagaimana dalam kebenaran

《وَلاَ تَمْشِ خَلْفَ الْمَرْأَةِ》 وقال مجاهد : 《هذا إذا أقبلت المرأة

《dan janganlah kamu berjalan di belakang seorang wanita》 dan Mujahid berkata : 《hal ini, jika kamu berhadapan dengan seorang wanita

جلس إبليس على رأسها فزينها لمن ينظر، وإذا أدبرت جلس على

maka duduklah iblis di atas kepalanya wanita itu, maka syetan menghiasinya untuk orang yang memandang, dan jika wanita tersebut membelakangimu, maka iblis duduk di atas

عجيزتها فزينها لمن ينظر》

pantatnya wanita itu, maka syetan menghiasi untuk orang yang memandang》

《وَقِيْلَ لِيَحْيَى عَلَيْهِ السَلاَمُ》 وهو لم يكن له ميل إلى أمر النساء

《Dan ditanyakan kepada Nabi Yahya as》 dan tidak ada pada Nabi Yahya kecenderungan kepada seorang wanita

《مَا بَدْءُ الزِنَا ؟، قَالَ : النَظَرُ》 للمرأة 《والتَمَنِّى》 للزنا بالقلب، وزنا العين

《apa awal permulaan zina ? Nabi Yahya berkata : memandang》 kepada seorang wanita 《dan mengharapkan》 untuk melakukan zina dengan hati dan dan zina mata

مِنْ كبار الصغائر، وهو يؤدى إلى القرب إلى الكبيرة الفاحشة، وهو زنا

termasuk dari dosa besar, dan mengharapkan adalah dapat memimpin pada mendekati yang lebih dekat untuk memalukan yang lebih besar dan yang memalukan, dan dosa besar adalah melakukan zina

الفرج. ومن لم يقدر على غض بصره لم يقدر على حفظ فرجه.

farjik. Dan barangsiapa yang tidak bisa memejamkan penglihtannya dan tidak bisa memelihara farjiknya.

《وَقَالَ الفُضَيْلُ: يَقُوْلُ إِبْلِيْسُ : هُوَ》 أي : النظر 《قَوْسِيْ القَدِيْمَةُ

《Al-Fudhail berkata : iblis berkata : dia》 maksudnya : pandangan itu 《kurungku yang telah kuno

وَسَهْمِيْ الذِيْ لاَ أُخْطِئُ بِهِ》 أي : بذلك السهم. قال بعضهم :

dan anak panahku yang tidak pernah meleset dengannya》 maksudnya : dengan panah itu. Beberapa dari mereka mengatakan dalam syai'ir bahar rojaznya :

KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 46

كُلُّ الْحَوَادِثِ مَبْدَاهَا مِنَ النَظَرِ * وَمُعْظَمُ النَّارِ مِنْ مُسْنَصْغَرِ الشُّرُرِ

Setiap kecelakaan yang awalnya datang dari pandangan * dan membesarnya api neraka karena menganggap kecil keburukan

وَالْمـَرْأُ مَادَام ذَا عَيْنٍ يُقَلِّبُهَا * فِيْ أَعْيُنِ الْعَيْنِ مَوْقُوْفٌ عَلَى الخَطَرِ

Dan selama wanita itu menunjukkan pandangannya berpaling * maka di nanti dalam hati yang memandang atas bahaya

كَمْ نَظْرَةً فَعَلَتْ فِيْ قَلْبِ صَاحِبِهَا * فِعْلَ السِّهَامِ بِلاَ قَوسٍ وَلاَ وَتَرِ

Berapa banyak pandangan yang dikerjakan dalam hati pemiliknya * melesat seperti anak panah tanpa busur dan tanpa senar tidak terkendalikan

يسُرُّ نَاظِـرَهُ مَا ضّرَّ خَاطِـرَهُ * لاَ مَرْحَبًا  بِسُـرُوْرٍ  عَادَ بالضَرَرِ

Dia mudah memandang suatu yang membahayakan pandangannya *  janganlah di sambut dengan kesenangan yang berujung pada keangsaraan

《وَقَالَتْ》 أم المؤمنينْ 《أُمُّ سَلَمَةَ》 رضي الله عنها 《اسْتَأْذَنَ》

《Dan berkata》 Ummul Mu'miniin 《Ummu Salamah》 Radhiyallahu 'Anhu 《meminta izin》

عبد الله 《ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ الأَعْمَى》 وهو ابن شريح بن مالك بن ربيعة.

Abdullah 《bin Ummi Maktuum yang buta》 dan ia adalah ibnu Syarih bin Malik bin Rabi'ah

وأم مكتوم أم أبيه، واسمه عاتكة بنت عامر 《عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ

dan Ummi Maktuum adalah anak perempuan bibinya, dan namanya 'Atikah binti Amar 《kepada Rasulullah saw

عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَا وَمَيْمُوْنَةُ جَالِسَتَانِ، فَقَالَ : احْتَجِبَا، فَقُلْنَا : أَوَ لَيْسَ

aku dan maimunah sedang duduk, Rasulullah bersabda : gunakanlah hijab kalian berdua, maka kami betkata : bukankah ia buta atau dia tidak

بِأَعْمَى ؟》 فالهمزة داخلة على مقدر، ومدخول الواو معطوف عليه،

buta ?》 maka huruf hamzah dimasukkan tas muqaddar dan dimasukkan wawu 'athaf 'alaih,

أي : أهو مبصر وليس بأعمى ؟  《لاَ يُبْصِرُنَا ؟، فَقَالَ : وَأَنْتُمَا

maksudnya : apakah dia bisa melihat dan tidak buta 《dia tidak bisa melihat kami ?, makanRasulullah bersabda : dan kalian berdua

لاَ تُبْصِرَانِهِ ؟》 وهذا يدل على أنه لا يجوز للنساء مجالسة العميان،

tidak boleh memandangnya ?》 dan ini menunjukkan atas tidak boleh untuk wanita duduk bersama laki-laki ajnabi walaupun keadaan buta,

فيحرم على الأعمى الخلوة بالنساء. كذا في الإحياء. وقال ابن حجر

dan haram atas laki-laki yang buta berduaan dengan wanita. Sebagaimana keterangan dalam kita Ihya'. Dan Ibnu Hajar berkata

في الزواجر : وكانت عائشة وحفصة جالستين عند النبي صلى الله

dalamnkitab Az-Zawajir : 'Aisyah dan Hafshah sedang duduk bersama Rasulullah saw

عليه وسلم، فدخل ابن أم مكتوم الأعمى، فأمرهما صلى الله عليه وسلم

Maka masuklah ibnu Ummi Maktuum yang buta, maka Rasulullah saw memerintahkan keduanya

بالإحتجاب منه، فقالتا إنه أعمى لايبصرنا، فقال صلى الله عليه وسلم :

dengan berhijab darinya, maka keduanya berkata : sesungguhnya dia buta tidak bisa melihat kami, maka Rasulullah saw bersabda :

《أَفَعَمْيَاوَانِ أَنْتُمَا ؟، ألَسْتُمَا تُبْصِرَانِ ؟》  فقوله : 《أنتما》 مبتدأ

《Apakah kalian berdua buta ?, Ataukah kalian bisa meliahat ?》 maka lafazh : 《ANTUMA》 menjadi Mubtada'

و 《عمياوان》 خبره. والمعنى : أهو غير بصير، فأنتما عمياوان ؟.

dan lafazh 《'AMYAAWAANI》 menjadi Khabar. Dan maknanya : apakah dia tidak melihat, apakah kalian berdua buta ?.

《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَعَنَ اللهُ النَاظِرَ وَالمَنْظُوْرَ إِلَيْهِ.

《DannRasulullah saw bersabda : Allah melaknatnorang yang memandang dan orang yang memandang kepadanya,

لاَ يَجُوْزُ لاِمْرَأَةٍ مُؤْمِنَةٍ بِاللهِ أَنْ تُظْهِرَ عَلَى كُلِّ أًَجْنَبِيٍّ أَيْ لَيْسَ بِزَوْجٍ

Tidakndi bolehkan untuk seorang wanita yang beriman kepada Allah jika memandang atas setiap laki-laki ajnabi, maksudnya : yang bukan suami

وَلاَ مَحْرَمٍ بِنَسَبٍ》 أي : قرابة 《أَوْ رَضَاعٍ》 أو مناكحة 《وَلاَ يَجُوْزُ

dan bukan mahram dengan nashah》 maksudnya : kerabat 《tau sebab susuan》 atau karena pernikahan 《dan tidak boleh laki-laki

KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 47

النَظَرُ مِنْهُ إِلَيْهَا، وَلاَ مِنْهَا إِلَيْهِ》 فكما يجب على الرجل أن يغض طرْفه

memandang darinya kepada seorang wanita, dan tidak boleh seorang wanita memandang darinya kepda laki-laki》 maka sebgaimana diwajibkan tas laki-laki untuk menundukkan pandangannya

عن النساء كذلك يجب على المرأة أن تغض طرفها عن الرجال

dari wanita, hal itu juga wajib atas seorang wanita untuk menundukkan pandangannya dari laki-laki.

كما قاله ابن حجر في الزواجر

Sebagaimana perkataannya Ibnu Hajar dalam kitab Az-Zawajir.

KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 48

Wallahu A'lam Bish-Showab