Kamis, 11 Agustus 2016
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 09
KEWAJIBAN SUAMI KEPADA ISTRINYA
《وَاعْلَمْ أَنَّهُ》 أي : الشأن 《يَنْبَغِي》 أي : يطلب 《لِلرَّجُلِ أَنْ يُوْصِيَ
《Dan ketahuilah, sesungguhnya》 maksudnya : urusan yang 《semestinya》 maksudnya : menuntut 《untuk suami menasehati
امْرَأَتَه》 أي : يأمرها، ويُذكّرها ويستعطف بها. وفي الحديث : 《رَحِمَ
istrinya》 maksudnya : memerintah istri dan mengingatkan istri dan berbuat baik dengan istri. Dalam sebuah hadits : 《Allah menyayangi
اللهُ رَجُلاً قَالَ : يَا أَهْلاَه، صَلاَ تَكُمْ، صِيَامَكُمْ، زَكَاتَكُمْ، مِسْكِيْنَكُمْ، يَتِيْمَكُمْ،
suami yang berkata : Wahai Istri, jagalah shalat kalian, jagalah puasa kalian, jagalah zakat kalian, berbuat kasih sayang kepada fakir miskin, sayangilah anak yatim
جِيْرَانَكُمْ، لَعَلَّ اللهَ يَجْمَعُكُمْ مَعَهُمْ فِيْ الجَنَّة》 《وَأَنْ يُنْفِقَ عَلَيْهَا عَلَى قَدْرِ
berbuat baiklah pada tetangga kalian, semoga Allah mengumpulkan kalian bersama mereka di surga》. 《Dan menafkahi isterinya dengan kadar
وُسْعِه》 أي : طاقته وقوته 《وَأَنْ يَسْتَحْمِلَ عَلَيْهَا》 إذا آذته، بأن يصبر
kemampuannya》 maksudnya : kapasitasna dan kekuatannya 《suami menanggung atas perilaku istri》 apabila menyakitkannya, bahwa suami harus bersabar
على إيذائها 《وَيَتَلَطَّفَ بِهَا》 بأن يداريها بالمعروف، فإنهن ناقصات عقل
atas istri yang menyakitinya 《dan berbuatlah lemah-lembut dengan istri》, bujuklah istri dengan baik, maka sesungguhnya wanita diciptakan dalam keterbatasan akal
ودين. وفي الحديث : 《لَوْلاَ أَنَّ اللهَ سَتَرَ الْمَرْأَةَ بِالْحَيَاءِ لَكَانَتْ لاَ تُسَاوى
dan agamanya. Dan dalam hadits : 《sesungguhnya jika Allah tidak menutupi diri wanita dengan rasa malu, niscaya wanita tidak akan
كَفًّا مِنْ تُرَاب》 《وَأَنْ يُسْلِكَهَا سَبِيْلَ الْخَيْرِ》 قال الرملي في عمدة
sepadan dari segenggam debu》 《dan akan digunakan pada jalan kebaikan》. Ar-Romli berkata dalam kitab 'Umdah
الرابح : 《ليس له ضربها على ترك الصـلاة أي : بل
Ar-Raabih : 《Tidak boleh suami memukul isteri karena ia meninggalkan shalat : maksudnya : tapi
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 12
يقتصر على الأمر، كما قاله عطية》 《وَأَنْ يُعَلِّمَهَا مَا تَحْتَاجُ إِلَيْهِ فِيْ
dibolehkan seorang suami memerintahkan dengan cara yang baik, sebagaimana perkataan 'Athiyah》 《Dan suami diperintahkan mengajari isterinya pada sesuatu yang wajib diketahui dalam
الدِّيْنِ، مِنْ أَحْكَامِ الطَّهَارَةِ》 كالغسل من الحيض والجنابة، وكالوضوء
agama, dari hukum tata cara bersuciِ》 seperti mandi wajib dari haidh dan junub dan tata cara wudhu
والتيمم 《وَالْحَيْض》 أي : من كل ما يتعلق به، فالذي لا بد من إرشاد
dan tayamum 《Dan mengajari hukum darah haidh》 maksudnya : dari setiap yang berhubungan dengan haidh, maka sebagian pengetahuan yang harus disampaikan
النساء إليه في الحيض بيان الصلوات التي تقضيها، فإنها مهما انقطع
pada wanita dalam masalah haidh menjelaskan mengqadha' sholat, maka sesungguhnya ketika terhenti
دمها قبيل المغرب بمقدار ركعة فعليها قضاء الظهر والعصر، وإذا انقطع
darah haidh sebelum maghrib dengan ukuran satu rokaat shalat, maka wajib atas wanita tersebut mengqadha' sholat dzuhur dan ashar, apabila berhenti darah haidh
قبيل الصبح بمقدار ركعة فعليها قضاء المغرب والعشاء. وهذا أقل ما
sebelum waktu shubuh dengan ukuran satu rokaat shalat, maka wajib atas mengqadha' shalat maghrib dan isya'. Dan ini minimal apa
يراعيه النساء. كذا في الإحياء 《وَالْعِبَادَاتِ》 أي : فرضها وسننها، من
harus diperhitungkan oleh wanita. Sebgaimana penjelasan dalam kitab AL-IHYA' 《Dan mengajari isteri tentang ibadah》 maksudnya : fardhunya dan sunahnya, dari
صلاة وزكاة وصوم وحج. فإن كان الرجل قائما بتعليمها، فليس لها
shalat dan zakat dan puasa dan ibadah haji. Maka jika ada suami yang mampu mengajari ilmu tersebut kepada isterinya, maka tidak diperbolehkan kepada istri
الخروج لسؤال العلماء. وإن قصر علم الرجل، ولكن ناب عنها في السؤال
keluar rumah untuk bertanya kepada seorang 'Alim. Dan jiaka terbatas kemampuan ilmu suami, tapi dibolehkan mewakilkan pada seseorang atas ilmu yang belum di ketahui istri dalam bertanya kepada sorang 'Alim
فأخبرها بجواب المفتي، فليس لها الخروج، فإن لم يكن ذلك فلها
maka seorang utusan mengabarkan jawaban dari orang 'Alim, jika hal itu bisa dilakukan untuk istri maka istri tidak boleh keluar. Maka jika tidak ada orang yang itu tentang hal itu, maka boleh istri
الخروج للسؤال، بل عليها ذلك، ويعصى الرجل بمنعها. ومهما تعلمت ما
keluar rumah untuk bertanya kepada orang 'Alim, jika suami melarang atas keluarnya istri untuk bertanya hal itu, dan suami akan berdosa dengan mencegahnya. Dan dibolehkan isteri keluar rumah untuk mempelajari perkara
هو من الفرائض عليها فليس لها أن تخرج إلى مجلس علم إلا برضاه.
yang di wajibkan atas agama, maka istri tetap tidak boleh keluar rumah tanpa ridho dan izin suaminya.
《قَالَ اللهُ تَعَالَى》 في سورة التحريم 《يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا》 أي : أقرّوا
《Allah Ta'ala berfirman》 dalam surat Al-Tahrim 《Wahai orang orang yang beriman》 maksudnya : mereka yang mengakui
بالإيمان 《قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُم》 أي : من النساء والأولاد وكل من يدخل
dengan keimanannya 《jagalah diri dan keluarga kalian》 maksudnya : dari Istri-istri dan anak kalian dan semua yang masuk
في هذا لإسم 《نَارًا》 قَال ترجمان القرآن سيدنا عبد الله 《ابْنُ عَبَّاسٍ》
dalam nama ini 《dari api neraka》 Berkata penterjemah Al-Qur'an yaitu sayyid Abdullah 《ٍBin Abbas》
في معنى ذلك 《فَقِّهُوْهُم》 أي : علموهم شرائع الإسلام 《وَأَدِّبُوْهُم》 أي :
dalam makna itu 《ٍpahami mereka dengan ilmu agama》 maksudnya : ajarkan mereka syari'at Islam 《dan didik mereka》 maksudnya :
علموهم محاسن الأخلاق. وقيل : 《أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ مَنْ
ajarikan mereka tetang akhlaq yang baik. Dan dikatakan : 《manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat dari
جَهِلَ أَهْلُه》
kebodohan keluarganya》
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 13
Wallahu A'lam Bish-Showab