Selasa, 30 Agustus 2016
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 32
KEWAJIBAN WANITA KETIKA INGIN KELUAR RUMAH
《فَيَجِبُ عَلَى الْمَرْأَةِ إِذَا أَرَادَتْ الْخُرُوْجَ أَنْ تَسْتُرَ جَمِيْعَ بَدَنِهَا وَيَدَيْهَا
《Maka wajib atas seorang wanita apabila ia ingin keluar rumah untuk menutup seluruh tubuhnya dan kedua tangannya
مِنْ أَعْيُنِ النَاظِرِيْنَْ》 إذا خرجت، فيجب عليها أن تنكر على من تظن
dari mata orang-orang yang memandang》 apabila ia keluar rumah, maka wajib pada wanita untuk mengingkari atas sangkaan orang
أنه يعرفها أو تعرفه. وإذا استأذن صديق لبعلها على الباب، وليس
sesungguhnya akan mengetahui dirinya atau kamu mengetahui wanita itu dengan mengenalnya. Dan jika minta izin teman suaminya mengetuk pintu rumah dan bukan
البعل حاضرا لم تستفهم، ولم تعاوده في الكلام، غيرة على نفسها
suami tidak ada di rumah maka janganlah kamu meminta penjelasan dan janganlah kamu mengulanginya dalam berbicara dan janganlah membuat cemburu atas dirinya
وبعلها. كذا قاله الغزالي.
dan suaminya. Sebagaimana perkataannya Imam Ghazali
《وَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُتِبَ عَلَىَ ابْنِ آدَمَ》 أي : قضى عليه
《Dan Nabi saw bersabda : telah ditaqdirkan atas anak Adam》 maksudnya : menetapkan atasnya
وأثبت في اللوح المحفوظ 《نَصِيبُهُ مِنَ الزّنَا》 أي : مقدماته كما نقله
dan dicatat dalam Lauhil Mahfuzh 《nasibnya dari melakukan zina》 maksudnya : memberinya, sebagaimana nukilannya
العزيزي عن المناوي 《مُدْرِكٌ》 أي : فهو مدرك 《ذَلِكَ》 أي : ما كتب
Al-'Azizi dari Al-Munawi 《menyadari》 maksudnya : maka ia menyadari 《hal itu》 maksudnya : apa yang telah ditulis
عليه 《لاَ مَحَالَةَ》 بفتح الميم، أي : لا بد ولا شك 《فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا
atasnya 《sudan tentu》 huruf mim dibaca dengan kasrah, maksudnya : pasti terjadi dan tidak di ragukan 《maka kedua mata adalah zinanya
النّظَرُ》 إلى ما لا يحل
memandang》 kepada apa yang tidak halal
《وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ》 إلى ما لا ينبغى شرعا 《وَاللّسَانُ زِنَاهُ
《dan kedua kuping zinanya adalah mendengarkan》 kepada apa yang tidak semestinya syari'at 《dan lisan zinanya adalah
الْكَلاَمُ》 بما لا ينفع دنيا ولا دينا 《وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ》 أي : القهر
berbicara》 dengan apa yang tidak bermanfaat di dunia dan bukan miliknya 《dan kedua tangan zinanya adalah dengan kekerasan》 maksudnya : yang memaksa
والأخذ بالعنف 《وَالرّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا》 بضم الخاء المعجمة أي :
dan mengambil dengan kekerasan 《dan kedua kaki zinanya adalah melangkah》 huruf kha' dibaca dengan dhammah, yang menjadi Al-Mu'ajjamah, maksudnya :
نقل الأقدام إلى مل لا يحل 《وَالْقَلْبُ يَهْوَى》 بفتح الواو أي : يحبّ
dikatakan : berjalan pada tempat yang tidak halal 《dan hati ketika di tumpangi dengan syahwat》 huruf wawu di baca fat-hah, maksusna : suka
《وَيَتَمَنَّى》 مالايحل 《وَيُصَدّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ أَوْ يُكَذّبُه》 أي :
《dan menginginkan》 pada apa yangbtidak halal 《dan yang membenarkan itu adalah farjik atau kebohongannya》 makudnya :
بالإتيان بما هو المقصود من ذلك، أو بالترك. رواه مسلم
yang datang dengan apa yang di maksud dari itu atau dengan meninggalkan. Diriwayatkan Imam Muslim
عن أبي هريرة. وقال عليه السلام :
dari Abu Hurairah. Dan Nabi saw bersabda :
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 49
《لِكُلِّ ابْنِ آدَمَ حَظٌّ مِنَ الزِّنَا، فَالعَيْنَانِ تَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا النَظَرُ، وَاليَدَانِ
《Pada setiap anak Adam ada bagian ari zina, maka kedua mata berzina dan zina keduanya adalah memandang, dan kedua tangan berzina
تَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا البَطْشُ، وَالرِّجْلاَنِ تَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا المَشْيُ، وَالفَمُ يَزْنِيْ
dan zina keduanya adalah mengambil dengan kekerasan, dan kedua kaki berzina dan zina kesuanya adalah berjalan, dan mulut berzina
وَزِنَاهُ القُبْلَةُ، وَالْقَلْبُ يَهُمّ أَوْ يَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الفَرْجُ أَوْ يُكَذِّبَهُ》
dan zinanya adalah kecupan bibir, dan hati adalah merencanakan atau berharap dan membenarkan itu adalah farjik atau kebohongannya》
كذا في الإحياء.
Sebgaimana yang di jelaskan dalam kitab Ihya'.
《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاِبْنَتِهِ فَاطِمَةَ》 رضي الله عنها
《Dan Rasulullah saw bersabda kepada putrinya Fatimah》 Radhiyallahu 'Anha
《أَيُّ شَيْءٍ خَيْرٌ لِلْمَرْأَةِ ؟، فَقَالَتْ : أَنْ لاَ تَرَى رَجُلاً وَلاَ يَرَاهَا رَجُلٌ،
《apakah sesuatu yang paling baik untuk wanita ?, ia berkta : tidak meliht seorang laki-laki dan laki-laki tidak melihatnya,
فَضَمَّهَا إِلَيْهِ》 صلى الله عليه وسلم 《وَقَالَ》 صلى الله عليه وسلم :
Maka Fatimah merangkulnya kepada》 Nabi saw 《dan Nabi saw》 bersabda :
《ذُرِّيَةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ》 أي : بعضها على دين بعض، أو بعضها
《anak keturunan manusia dari sebagian yang lain》 maksudnya : dari agama atas sebagian yang lain atau anak keturunan manusia
من ولد بعض في التناصر كما في الخازن 《فَاسْتَحْسَنَ》 صلى الله
dari sebgian yang lain dalam saling menolong, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Hazan 《maka menghormati》 Nabi saw
عليه وسلم 《قَوْلَهَا》 وكان أصحابُ رسول الله صلى الله عليه وسلم
《kepada perkataannya》 dan ada shahabatnya Rasulullah saw
يَسُدّون الكُوَى والثُقُبِ في الحِيْطان، لئلا تطّلع النِسْوانُ إلى الرجال،
Jendela rumahnya ditutup rapat-rapat dengan menekan dan melubangi pada dinding agar wanita tidak mengharapkan kepada laki-laki,
ورأى معاذٌ امرأَتَه في الكُوِّةِ فضربها.
dan mu'ad melihat istrinya pada jendela maka dipukulnya.
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 50
Wallahu A'lam Bish-Showab
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 31
HUKUM BERDUAAN DI TEMPAT YANG SEPI
《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إيَّاكُمْ وَالخَلْوَةَ》 أي :
《Dan Rasulullah saw bersabda : takutlah kalian dari berduaan》 maksudnya :
اجتنبوا الخلوة 《بِالنِسَاءِ》 فوجود الأمرد والأنثى غيرُ الثقة لا يَنفى
kalian menjauhkan diri dari berduaan 《dengan wanita》 maka keberadaan seorang pemuda dan selain perempuan yang dapat di percaya, tidak menyangkal
حرمةَ الخلوة، بخلاف المحرَم والرجل غير الأمرد والأنثى الثقة،
kesucian dirinya ditempat tersembunyi, berbeda dengan mahram dan seorang laki-laki yang bukan pemuda dan seorang perempuan yang dapat dipercaya,
فإن كلا منهم ينفى ذلك 《فَوَالذِيْ》 أي : والله الذي 《نَفْسِيْ》
maka sesungguhnya tidak pernah dari mereka menyangkal itu 《maka demi Dzat》 maksudnya : Demi Allah yang 《diriku》
أي : روحي 《بِيَدِهِ》 أي : بقدرته
Maksudnya : Rohku 《ada dalam tangan-Nya》 maksudnya : dalam kekuasaan-Nya
《مَا خَلاَ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ دَخَلَ الشَيْطَانُ بَيْنَهُمَا》 أي : الرجلِ والمرأةِ
《tidaklah orang lelaki yang berduaan dengan seorang wanita, kecuali syethan akan bergabung dengan kalian berdua》 maksudnya : seorang laki-laki dan seorang wanita
فيوقعهما في الفتنة 《وَلأَنْ يُزَاحِمَ》 أي : يضايق 《رَجُلٌ خِنْزِيْرًا
akan memberi tanda dalam fitnah 《dan sesungguhnya jika bersenggolan》 maksudnya : mengganggu 《seorang laki-laki dengan babi
مُلَطَّخًا بِطِيْنٍ
yang berlumur lumpur
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 48
أَوْ حَمْأَ》 أي : طين أسود مُنْتِنٍ. و《أو》 هنا للشك من الراوى
atau tanah liat》 maksudnya : lumpur hitam yang berbau busuk dan 《atau》 disini untuk meragukan dari perawi
《خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يُزَاحِمَ مَنْكِبُهُ مَنْكِبَ امْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ》 وقال عليه السلام :
《lebih baik padanya daripada bersenggolan bahunya dengan bahu seorang wanita yang tidak halal baginya》 dan Rasulullah saw bersabda :
《النِسَاءُ حَبَائِلُ الشَّيْطَانِ، وَلَوْلاَ هَذِهِ الشَهْوَةُ لمَاَ كَانَ لِلنِّسَاءِ سَلْطَنَةٌ
《Seorang wanita adalah tali jeratan syetan, dan jika bukan syahwat ini karena ada seorang wanita untuk menguasai
عَلَى الرِّجَالِ》 وقد قيل في تأويل قوله تعالى : 《رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا
atas seorang laki-laki dengan syahwat》 dan hadits ini dikatakan dalam menakwilkan firman Allah : 《janganlah Engkau pikulkan kepada kami
مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ》 معناه : شدة الغلمة وقد قيل : 《إِذَا قَامَ ذَكَرُ
apa yang tidak sanggup kami memikulnya》 artinya : yang tidak kuat dan sungguh ada pendapat yang mengatakan : 《apabila bangun dzakar
الرَّجُلِ ذَهَبَ ثُلُثَا عَقْلِهِ》
seorang laki-laki maka pergilah sepertiga akalnya》
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 49
Wallahu A'lam Bish-Showab
Senin, 29 Agustus 2016
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 30
HUKUM BERJABAT TANGAN DENGAN WANITA AJNABIYAH
《وَلاَ》 يجوز 《المَسُّ بِالمُصَافَحَةِ أًَوْ مَعَ مُنَاوَلَةٍ أَوْ نَحْوِهِمَا》
《Dan tidak》 dibolehkan 《menyentuh dengan jabatan tangan atau saling memberikan atau lain sebgainya》
فإن ما يحرم نظره يحرم مسه بالأَوْلى، لأنه أبلغ في اللذّة وأغلظ،
maka sesungguhnya apa yang haram melihatnya, maka haram pula menyentuhnya dengan yang pertama, karena sesungguhnya menyentuh akan sampai dalam kenikmatan dan mengenggamnya,
بدليل أنه لو مس فأنزل بطل صومه، ولو نظر فأنزل لم يبطل.
Dengan dalil sesungguhnya jika menyentuh, lalu ia keluar mani maka batal puasanya dan jika memandang, kemudian ia keluar mani, maka tidak batal puasanya.
كذا في النهاية شرح الغاية.
Sebagaimana penjelasan dalam kitab An-Nihayah Syarah Al-Ghayah.
《وَرَوَى الطَبْرَانِيُّ فِيْ الكَبِيْرِ》 أي : المعجم الكبير، فإن له معاجم
《Diriwayatkan Ath-Thabrani dalam kitab Al-Kabir》 maksudnya : kitab Al-Mu'jam Al-Kabir, maka sesungguhnya memiliki tiga
ثلاثة كبيرا وأوسط وأصغر 《عَنْ مَعْقِلِ》 بفتح الميم وكسر القاف
kamus yang besar dan yang tengah dan yang lebih kecil 《dari ma'qil》 dan huruf mim dibaca fathah dan huruf qaf di baca kasrah
《ابْنِ يَسَارٍ》 هذا الحديث : 《لأَنْ يُطْعَنَ》 بالبناء للمفعول 《فِيْ رَأْسِ
《bin Yasar》 Hadits ini 《karena sesunggunya menusuk》 dibangun untuk maf'uul 《di kepala
أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ》 بكسر الميم وفتح المثناة التحتية، وهو ما يخاط به
salah satu diantara kalian dengan jarum》 huruf mim dibaca kasrah, dan membuka tali yang dibagian bawah, dan ia adalah suatu yang menunjuk dengannya
كالإبرة 《مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ》 وقال
seperti jarum jahit 《dari besi lebih baik daripada ia menyentuh seorang wanita yang tidak halal padanya》 dan Nabi saw
صلى الله عليه وسلم : 《اتَّقُوْا فِتْنَةَ الدُنْيَا وَفِتْنَةَ النِّسَاءِ، فّإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ
bersabda : 《Takutlah kalian terhadap fitnah dunia dan fitnah seorang wanita, maka sesungguhnya awal permulaan fitnah
بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ مِنْ قِبَلِ النِّسَاءِ》 وقال صلى الله عليه وسلم :
yang menimpa bani isra-il itu dari kekuatan seorang wanita》 dan Nabi saw bersabda :
《مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ》
《Tidak aku tinggalkan fitnah atas laki-laki yang berbahaya daripda fitnah yang datang dari wanita》
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 48
Wallahu A'lam Bish-Showab
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 29
HUKUM LAKI-LAKI MEMANDANG WANITA AJNABIYYAH
《الفَصْلُ الرَابِعُ : فِيْ حُرْمَةِ نَظَرِ الرَجُلِ إِلَى النِّسَاءِ الأَجْنَبِيَّاتِ وَعَكْسِهِ》
《Fashal yang ke empat : menjelaskan tentang diharamkan seorang laki-laki melihat kepada wanita ajnabiyyah dan begitu juga sebaliknya》
keharaman kaum wanita memperhatikan kaum lelakiyang bukan muhrimnya.
Tersebut dalam firman Allah dalam surat Al ahzab, :
《قَالَ اللهُ تَعَالَى》 في سورة الأحزاب 《وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا》 أي :
《Allah Ta'ala berfirman》 dalam suratnAl-Ahzab 《apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi)》 maksudnya :
شيئا من آلات البيت 《فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ》 أي : ستر يستركم
dari suatu alat yang ada dalam rumah 《maka mintalah dari belakang tabir》 maksudnya : penutup yang akan melindung kalian
عنهن ويسترهن عنكم 《وَقَالَ تَعَالَى》 في سورة النور 《قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ
dari pandangan mereka dan akan melindungi mereka dari pandangan kalian 《Dan Allah Ta'ala berfirman》 dalam surat An-Nuur 《Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman :
يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ》 أي : عما لا يحل لهم نظره 《وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ》
Hendaklah mereka menahan dari pandangannya》 《dan memelihara kemaluannya》 maksudnya : tentang apa yang tidak dihalalkan kepada laki-laki untuk melihatnya
أي : عما لا يحل لهم فعله بها 《ذَلِكَ أَزْكَى》 أي : خير 《لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ
《yang demikian itu adalah lebih suci》 《kepada mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
بِمَا يَصْنَعُوْن》 أي : بالأبصار والفروج، فيجازيهم عليه 《وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ
dengan apa yang mereka perbuat》 maksudnya : dengan apa yang dilakukan pandangannya dan kemaluannya, maka dengan ringkas atas mereka 《Dan katakanlah kepada wanita yang beriman :
يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ》 أي : عما لا يحل لهنّ نظره 《وَيَحْفَظْنَ
Hendaklah mereka menahan dari pandangannya》 maksudnya : tentang apa yang tidak dihalalkan kepada wanita untuk melihatnya 《dan memelihara
فُرُوجَهُنَّ》 أي : عما لا يحل لهن فعله بها.
kemaluannya》 maksudnya : tentang apa yang tidak dihalalkan kepada kemaluan mereka untuk melakukan dengannya.
《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُومٌ مِنْ سِهَامِ
《Dan Rasulullah saw bersabda : pandangan adalah anak panah yang mengandungnracun dari panah
إبْلِيسَ، فَمَنْ تَرَكَهَا》 أي : النظرة 《خَوْفًا مِنَ اللهِ تَعَالَى》 أي : غضبه
iblis, maka barangsiapa yang meninggalkannya》 maksunya : pandangan 《karena takut kepada Allah Ta'ala》 maksudnya : kemurkaannya
《أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى إيمَانًا يَجِدُ حَلاَوَتَهُ》 أي : الإيمان 《فِيْ قَلْبِهِ》
《niscaya Allah Ta'ala akan memberinya keimanan dan akan mendapatkan manisnya》 makaudnya : iman 《didalam hati》
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 44
《وَقَالَ عِيْسَى عَلَيْهِ السَلاَمُ : إِيَّاكُمْ وَالنَظْرَةَ》 أي : اتقوا النظرةَ 《فَإِنَّهَا
《Dan Nabi 'Isa as berkata : takutlah kalian dan peliharalah pandangan kalian》 maksudnya : takutlah kalian pada pandangan 《maka sesungguhnya pandangan itu
تَزْرَعُ》 أي : تنبت 《فِيْ الْقَلْبِ شَهْوَةً، وَكَفَى بِهَا فِتْنَةً》 وهذه الجملة
akan menumbuhkan》 maksudnya : kamu tumbuh 《syahwat di dalam hati, dan cukuplah syahwat itu menjadi fitnah》 dan ini jumlah
فعل وفاعل وتمييز.
Fi'il dan Fa'il dan yang menerangkan Zat.
《وَقَالَ سَعْدٌ بْنُ جُبِيْرٍ : إِنَّمَا كَانَتْ فِتْنَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَلاَمُ مِنْ أَجْلِ
《Dan Sa’ad bin Jubair berkata : sesungguhnya ada fitnah yang menimpa Nabi Daud as karena di sebabkan dari
النَظْرَةِ》 رُوي أن داود وقع بصَرُه على امرأةِ أوريا بن حنان، فمال
pandangan》 diriwayatkan, suatu ketika Nabi Daud tidak sengaja melihatnya atas wanita, istri uriya bin Hannan, maka cenderung
قلبه إليها، وليس له في هذا ذنبٌ البتة. أما وقوعُ بصَره عليها بغير
hatinya kepada wanita itu, dan bukan disengaja pada pandangannya dalam hal ini, maka sama sekali tidak berdosa. Adapun terlihatnya wanita di aula dengan tanpa
قصدٍ، فليس بذنب. وأما حصول الميل عقب النظر فليس أيضا ذنبا،
tujuan, maka tidaklah berdosa. Dan adapun yang menghasilkan kecondongan hati akibat melihat, maka juga tidak berdosa,
لأن الميل ليس في وُسْعِه، فليس مكلفا به، فلما وقع في قلبه محبتها
karena sesungguhnya condongan hati bukan dalam kemampuan Nabi Daud, maka tidaklah di bebankan dengannya, maka ketika dalam hati Nabi Daud as jatuh cinta kepada istri uriyah,
طلب من أوريا، فقال له عليه السلام : انزل عن امرأتك واكفلنيها،
Nabi Daud as memohon pada uriyah, maka Nabi Daud as berkata kepada uriyah : wahai uriyah jatuhkanlah talaq dari istrimu dan aku akan mencukupinya,
فاستحيا أوريا أن يزده وطلقها، وكان ذلك جائزا في شريعة داود
Maka uriyah menjadi malu kepada Nabi Daud as, dan uriyah pun mencerai istrinya, dan hal seperti ini di perbolehkan dalam syari'at yang Nabi Daud as bawa
معتادا فيما بين أمته، غيرَ مُخِلّ بالمروأة، فكان يسأل بعضهم بعضا
dan sudah menjadi kebiasaan dalam kenyataan ummat Nabi Daud as, hal ini tidak bertentangan dengan kehormatan, maka ketika ada permohonan antara satu sama lain
أن ينزل عن زوجته فيتزوجها إذا أعجبته. هذا، وإن كان جائزا
untuk menjatuhkan talaq dari istrinya maka untuk menikahinya jika seseorang yang mengaguminya. Ini walaupun di perbolehkan
Namun demikian, walaupun diperbolehkan dalam syari’at Nabi Dawud hal seperti itu, akan tetapi jika ditinggalkan akan lebih afdhol.
في ظاهر الشريعة، إلا أنه لا يليق لتركه الأفضل، ولذلك عاتبه الله
dalam zhahir syari'at Nabi Daud as, kecuali sesungguhnya tidak layak untuk di tinggalkannya, tapi lebih afdhal ditinggalkan, dan karena itu Allah mencelanya
على ذلك. ثم إن طلب داود امرأة أوريا لسر يعلمه الله تعالى،
atas hal ini. Kemudian permintaan Nabi Daud as untuk menikahi istrinya uriyah menjadi rahasia yang hanya dinketahui Allah Ta'ala
وهو أنه لما تزوجها أتت له بسليمان عليه السلام فهي أمه.
Dan Nabi Daud as sesungguhnya ketika menikahinya, terlahirlah Nabi Sulaiman as, maka wanita itu adalah ibunya Nabi Sulaiman yang sebelumnya istri dari Uriyah bin Hanan
وروي أن داود عليه السلام تمنى يوما من الأيام منزلة آبائه إبراهيم
Diriwayatkan, ketika suatu hari Nabi Daud as berharap tentang kedudukan nenek moyangnya yaitu Nabi Ibrahim
وإسحاق ويعقوب، وسأل عليه السلام ربه أن يمتحنه كما امتنحهم
dan Nabi Ishaq dan Nabi Ya'qub, dan Nabi Daud as mengajukan permintaan kepada Rabb-Nya agar diujinya sebagaimana diberikan pada mereka
ويعطيه من الفضل ما أعطاهم، فأوحى الله تعالى إليه : أنك تبتلى، في
dan memberinya dari keutaman seperti apa yang di berikan kepada mereka, maka Allah Ta'ala mewahyukan kepada Nabi Daud as : sesungguhnya kamu akan diberi cobaan, dalam
يوم كذا فاحترس. فلما كان ذلك اليوم جاءه الشيطان، فتمثل له في
hari ini juga, maka berhati-hatilah ketika ada cobaan itu, setelah kejadian tersebut, maka datanglah syetan kepadanya menyerupai dalam
صورة حمامة من ذهب، فيها من كل لون حسن، فأعجبه حسنها، فمدّ
bentuk burung merpati emas, didalam burung merpati mas itu terdapat dari semua warna yang bagus, maka Nabi Daud as menyukai karena bagusnya, Nabi Daud mengulurkan
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 45
يده ليأخذها ويريها بني إسرائيل لينظروا إلى قدرة الله تعالى،
tangannya untuk di bawanya dan menunjukannya pada bani Israel supaya mereka melihat kekuasaan Allah Ta'ala
فطارت غير بعيد فتبعها، فطارت من كوّة فنظر داود أين تقع،
Maka burung merpati mas tersebut terbang tidak jauh, Nabi Daud as mengikutinya, maka terbanglah burung merpati mas tersebut dari loteng, maka Nabi Daud as melihat dimana burung merpati mas itu berhentinya,
فأبصر داود امرأة في بستان تغتسل، فعجب داود من حسنها،
Maka Nabi Daud as melihatbseorang wanita dalam kebun buah-buahan yang sedang mandi, maka kagumlah Nabi Daud as dari kebagusan tubuh wanita itu,
وحانت منها التفاته، فأبصرت ظله، فنقضت شعرها فغطى بدنها،
dan Nabi Daud as mendatangi wanita tersebut dari baliknya, maka wanita itu melihat bayangannya, maka ia menjulurkan rambutnya maka tertutupi seluruh tubuhnya,
فزاده أعجابا، فسأل عنها، فقيل له : إنها امرأة أوريا، فطلب منه
meningkatlah kekaguman Nabi Daud as, maka bertanyalah Nabi Daud as pada wanita itu, maka wanita tersebut berkata pada Nabi Daud as : sesungguhnya aku istri uriyah, maka Nabi Daud as meminta pada uriyah
أن يطلفها ليتزوجها، فذلك جائز من غير نكير، إلا أن داود عليه السلام
supaya melepaskan istrinya untuk dinikahinya, hal ini dibolehkan dari uriyah tanpa menegur, tapi sesungguhnya Nabi Daud as
لعظم منزلته وارتفاع مرتبته وعلوّ سأنه لا ينبغي له أن يسأل رجلا
untuk memuliakan statusnya dan meninggikan kedudukannya dan akan meninggikannya yang tidak semestinya dilakukan pada uriyah untuk meminta pada seorang laki-laki
ليس له إلا امرأة واحدة أن ينزل عنها فيتزوجها مع كثرة نسائه،
bahwa ini adalah satu-satunya wanita yang akan di talaq dari uriyah maka akan dinikahinya walaupun telah banyak istrinya,
بال كان المناسب له أن يغلب هواه ويصبر على ما امتحن به،
hal ini malapetaka yang pantas kepada Nabi Daud as agar menjadi semakin baik keinginannya dan akan sabar atas apa yang di uji dengannya,
فلذلك عاتبه الله تعالى.
maka karena itu Allah Ta'ala memperingtkannya.
《وَقَالَ دَاوُدُ لاِبْنِهِ سُلَيْمَانَ عَلَيْهِمَا السَلاَمُ : يَا بُنَيَّ امْشِ خَلْفَ الأَسَدِ
《Dan Nabi Daud bersabda kepada putranya Nabi Sulaiman as : Wahai putraku, berjalanlah kamu di belakang singa
وَالأَسْوَد》 أي : العظيم من الحيات وفيه سواد كما في الصحاح
dan harimau》 maksudnya : yang besar dari yang hidup dan di dalam perjalanan gelap sebagaimana dalam kebenaran
《وَلاَ تَمْشِ خَلْفَ الْمَرْأَةِ》 وقال مجاهد : 《هذا إذا أقبلت المرأة
《dan janganlah kamu berjalan di belakang seorang wanita》 dan Mujahid berkata : 《hal ini, jika kamu berhadapan dengan seorang wanita
جلس إبليس على رأسها فزينها لمن ينظر، وإذا أدبرت جلس على
maka duduklah iblis di atas kepalanya wanita itu, maka syetan menghiasinya untuk orang yang memandang, dan jika wanita tersebut membelakangimu, maka iblis duduk di atas
عجيزتها فزينها لمن ينظر》
pantatnya wanita itu, maka syetan menghiasi untuk orang yang memandang》
《وَقِيْلَ لِيَحْيَى عَلَيْهِ السَلاَمُ》 وهو لم يكن له ميل إلى أمر النساء
《Dan ditanyakan kepada Nabi Yahya as》 dan tidak ada pada Nabi Yahya kecenderungan kepada seorang wanita
《مَا بَدْءُ الزِنَا ؟، قَالَ : النَظَرُ》 للمرأة 《والتَمَنِّى》 للزنا بالقلب، وزنا العين
《apa awal permulaan zina ? Nabi Yahya berkata : memandang》 kepada seorang wanita 《dan mengharapkan》 untuk melakukan zina dengan hati dan dan zina mata
مِنْ كبار الصغائر، وهو يؤدى إلى القرب إلى الكبيرة الفاحشة، وهو زنا
termasuk dari dosa besar, dan mengharapkan adalah dapat memimpin pada mendekati yang lebih dekat untuk memalukan yang lebih besar dan yang memalukan, dan dosa besar adalah melakukan zina
الفرج. ومن لم يقدر على غض بصره لم يقدر على حفظ فرجه.
farjik. Dan barangsiapa yang tidak bisa memejamkan penglihtannya dan tidak bisa memelihara farjiknya.
《وَقَالَ الفُضَيْلُ: يَقُوْلُ إِبْلِيْسُ : هُوَ》 أي : النظر 《قَوْسِيْ القَدِيْمَةُ
《Al-Fudhail berkata : iblis berkata : dia》 maksudnya : pandangan itu 《kurungku yang telah kuno
وَسَهْمِيْ الذِيْ لاَ أُخْطِئُ بِهِ》 أي : بذلك السهم. قال بعضهم :
dan anak panahku yang tidak pernah meleset dengannya》 maksudnya : dengan panah itu. Beberapa dari mereka mengatakan dalam syai'ir bahar rojaznya :
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 46
كُلُّ الْحَوَادِثِ مَبْدَاهَا مِنَ النَظَرِ * وَمُعْظَمُ النَّارِ مِنْ مُسْنَصْغَرِ الشُّرُرِ
Setiap kecelakaan yang awalnya datang dari pandangan * dan membesarnya api neraka karena menganggap kecil keburukan
وَالْمـَرْأُ مَادَام ذَا عَيْنٍ يُقَلِّبُهَا * فِيْ أَعْيُنِ الْعَيْنِ مَوْقُوْفٌ عَلَى الخَطَرِ
Dan selama wanita itu menunjukkan pandangannya berpaling * maka di nanti dalam hati yang memandang atas bahaya
كَمْ نَظْرَةً فَعَلَتْ فِيْ قَلْبِ صَاحِبِهَا * فِعْلَ السِّهَامِ بِلاَ قَوسٍ وَلاَ وَتَرِ
Berapa banyak pandangan yang dikerjakan dalam hati pemiliknya * melesat seperti anak panah tanpa busur dan tanpa senar tidak terkendalikan
يسُرُّ نَاظِـرَهُ مَا ضّرَّ خَاطِـرَهُ * لاَ مَرْحَبًا بِسُـرُوْرٍ عَادَ بالضَرَرِ
Dia mudah memandang suatu yang membahayakan pandangannya * janganlah di sambut dengan kesenangan yang berujung pada keangsaraan
《وَقَالَتْ》 أم المؤمنينْ 《أُمُّ سَلَمَةَ》 رضي الله عنها 《اسْتَأْذَنَ》
《Dan berkata》 Ummul Mu'miniin 《Ummu Salamah》 Radhiyallahu 'Anhu 《meminta izin》
عبد الله 《ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ الأَعْمَى》 وهو ابن شريح بن مالك بن ربيعة.
Abdullah 《bin Ummi Maktuum yang buta》 dan ia adalah ibnu Syarih bin Malik bin Rabi'ah
وأم مكتوم أم أبيه، واسمه عاتكة بنت عامر 《عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
dan Ummi Maktuum adalah anak perempuan bibinya, dan namanya 'Atikah binti Amar 《kepada Rasulullah saw
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَا وَمَيْمُوْنَةُ جَالِسَتَانِ، فَقَالَ : احْتَجِبَا، فَقُلْنَا : أَوَ لَيْسَ
aku dan maimunah sedang duduk, Rasulullah bersabda : gunakanlah hijab kalian berdua, maka kami betkata : bukankah ia buta atau dia tidak
بِأَعْمَى ؟》 فالهمزة داخلة على مقدر، ومدخول الواو معطوف عليه،
buta ?》 maka huruf hamzah dimasukkan tas muqaddar dan dimasukkan wawu 'athaf 'alaih,
أي : أهو مبصر وليس بأعمى ؟ 《لاَ يُبْصِرُنَا ؟، فَقَالَ : وَأَنْتُمَا
maksudnya : apakah dia bisa melihat dan tidak buta 《dia tidak bisa melihat kami ?, makanRasulullah bersabda : dan kalian berdua
لاَ تُبْصِرَانِهِ ؟》 وهذا يدل على أنه لا يجوز للنساء مجالسة العميان،
tidak boleh memandangnya ?》 dan ini menunjukkan atas tidak boleh untuk wanita duduk bersama laki-laki ajnabi walaupun keadaan buta,
فيحرم على الأعمى الخلوة بالنساء. كذا في الإحياء. وقال ابن حجر
dan haram atas laki-laki yang buta berduaan dengan wanita. Sebagaimana keterangan dalam kita Ihya'. Dan Ibnu Hajar berkata
في الزواجر : وكانت عائشة وحفصة جالستين عند النبي صلى الله
dalamnkitab Az-Zawajir : 'Aisyah dan Hafshah sedang duduk bersama Rasulullah saw
عليه وسلم، فدخل ابن أم مكتوم الأعمى، فأمرهما صلى الله عليه وسلم
Maka masuklah ibnu Ummi Maktuum yang buta, maka Rasulullah saw memerintahkan keduanya
بالإحتجاب منه، فقالتا إنه أعمى لايبصرنا، فقال صلى الله عليه وسلم :
dengan berhijab darinya, maka keduanya berkata : sesungguhnya dia buta tidak bisa melihat kami, maka Rasulullah saw bersabda :
《أَفَعَمْيَاوَانِ أَنْتُمَا ؟، ألَسْتُمَا تُبْصِرَانِ ؟》 فقوله : 《أنتما》 مبتدأ
《Apakah kalian berdua buta ?, Ataukah kalian bisa meliahat ?》 maka lafazh : 《ANTUMA》 menjadi Mubtada'
و 《عمياوان》 خبره. والمعنى : أهو غير بصير، فأنتما عمياوان ؟.
dan lafazh 《'AMYAAWAANI》 menjadi Khabar. Dan maknanya : apakah dia tidak melihat, apakah kalian berdua buta ?.
《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَعَنَ اللهُ النَاظِرَ وَالمَنْظُوْرَ إِلَيْهِ.
《DannRasulullah saw bersabda : Allah melaknatnorang yang memandang dan orang yang memandang kepadanya,
لاَ يَجُوْزُ لاِمْرَأَةٍ مُؤْمِنَةٍ بِاللهِ أَنْ تُظْهِرَ عَلَى كُلِّ أًَجْنَبِيٍّ أَيْ لَيْسَ بِزَوْجٍ
Tidakndi bolehkan untuk seorang wanita yang beriman kepada Allah jika memandang atas setiap laki-laki ajnabi, maksudnya : yang bukan suami
وَلاَ مَحْرَمٍ بِنَسَبٍ》 أي : قرابة 《أَوْ رَضَاعٍ》 أو مناكحة 《وَلاَ يَجُوْزُ
dan bukan mahram dengan nashah》 maksudnya : kerabat 《tau sebab susuan》 atau karena pernikahan 《dan tidak boleh laki-laki
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 47
النَظَرُ مِنْهُ إِلَيْهَا، وَلاَ مِنْهَا إِلَيْهِ》 فكما يجب على الرجل أن يغض طرْفه
memandang darinya kepada seorang wanita, dan tidak boleh seorang wanita memandang darinya kepda laki-laki》 maka sebgaimana diwajibkan tas laki-laki untuk menundukkan pandangannya
عن النساء كذلك يجب على المرأة أن تغض طرفها عن الرجال
dari wanita, hal itu juga wajib atas seorang wanita untuk menundukkan pandangannya dari laki-laki.
كما قاله ابن حجر في الزواجر
Sebagaimana perkataannya Ibnu Hajar dalam kitab Az-Zawajir.
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 48
Wallahu A'lam Bish-Showab
Sabtu, 27 Agustus 2016
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 28
PAHALA WANITA HAMIL
《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَمَا تَرْضَى إِحْدَاكُنَّ أَيَّتُهَا
《Dan Rasulullah saw bersabda : tidakkah kamu ridha ketika salah satu kalian wahai
النِّسَاءُ》 اي : نساء هذه الأمة 《إنَّهَا إِذَا كَانَتْ حَامِلاً مِنْ زَوْجِهَا وَهُوَ عَنْهَا
kaum wanita》 makasudnya : wanita ini budak perempuan 《sesungguhnya jika kalian para istri hamil dari suaminya dan dia suami ridha
رَاضٍ》 بأن تكون مطيعة له فيما يحل، ومثلها الأَمة المؤمنة الحاملة
darinya》 karena dengan keta'atan kepada suaminya dalam kebaikan dan seperti budak perempuan yang beriman lagi hamil
من سيدها 《أَنَّ لَهَا》 أي : بأن لها مدة حملها 《مِثْلَ أَجْرِ الصَائِمِ القَائِمِ
dari tuannya 《sesungguhnya Allah memberi pahala kepada wanita yang sedang hamil》 maksudnya : pahala kepada wanita saat hamilnya 《seperri pahala puasa yang sambil berperang
فِيْ سَبِيْلِ اللهِ》 أي : في الجهاد 《وَإِذَا أَصَابَهَا الطَلْقُ》 أي : وجَعُ
dijalan Allah》 maksudnya : dalam perang 《dan apabila mendapatkan kesakitan akan melahirkan anak》 maksudnya : nyeri
الولادةِ 《لَمْ يَعْلَمْ أَهْلُ
ingin melahirkan anak 《tidak ada yang tahu ahli
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 42
السَمَاءِ وَالأَرْضِ》 من إنس وجِنّ وملك 《مَا أُخْفِىَ》 خبئَ 《لَهَا مِنْ قُرَّةِ
langit dan bumi》 dari manusia dan jin dan malaikat 《apa yang disembunyikan》 di samarkan 《kepadanya dari penyejuk
أَعْيُنٍ》 أي : من شيء نفيس تَقرّ به عينُهَا لأجل ما أقلقها 《فَإِذَا وَضَعَتْ
mata》 maksudnya : dari sesuatu yang tak ternilai harganya yang mengakui dengan apa yang di lihat karena kegelisahannya 《maka apabila telah melahirkan anak
لَمْ يَخْرُجْ مِنْ لَبَنِهَا جُرْعَةٌ》 بضم وسكون 《وَلَمْ يُمَصَّ مِنْ ثَدْيِهَا مَصَّةٌ
tidak keluar dari setetes air susu untuk di teguk anaknya》 dibaca dhammah dan di baca sukun 《dan anaknya tidak mengisap dari payudaranya pada satu kali isapan
إِلاَّ كَانَ لَهَا بِكُلِّ جُرْعَةٍ وَبِكُلِّ مَصَّةٍ حَسَنَةٌ، فَإِنْ أَسْهَرَهَا لَيْلَةً》 أي :
kecuali ada padanya dengan setiap sekali tegukan dan dengan setiap sekali isapan adalah satu kebaikan, maka jika ia tetap bangun di waktu malam》 maksudnya :
واحدة 《كَانَ لَهَا مِثْلُ أَجْرِ سَبْعِيْنَ رَقَبَةً تُعْتِقُهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ》 أي :
sekaligus 《maka ada pahala pada wanita yang melahirkan seperti pahala memerdekakan budak tujuh puluh, memerdekakan mereka di jalan Allah》 maksudnya :
في طاعته 《بإخْلاَصٍ》 أي : من غير رياء. قال المناوي : والمراد
dalam keta'annya 《dengan ikhlas》 maksudnya : tanpa dari riya'. Al-Munawi berkata : dan artinya
بالسبعين التكثير. ومثلُ الزوجةِ الأمَةُ المؤمنةُ الحاملُ من سيِّدها.
dengan tujuh puluh dalah begitu banyak. Dan seperti seorang istri adalah budak wanita yang mukmin sedang hamil dari tuannya.
رواه الحسن بن سفيان والطبراني وابن عساكر عن سلامةَ حاضة
Diriwayatkan Al-Hasan bin Sufyan dan Thabrani dan Ibnu 'Asakir dari Salamah yang dimiliki
سيدِنا إبراهيمَ ابنِ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم.
Tuan kami Ibrahim putra Rasulullah saw.
《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الرَجُلَ إِذَا نَظَرَ إِلَى امْرَأَتِهِ
《Dan Rasulullah saw bersabda : sesungguhnya seorang laki-laki jika memandang istrinya
وَنَظَرَتْ إِلَيْهِ》 بشهوة أو غيرها 《نَظَرَ اللهُ تَعَالَى إِلَيْهِمَا نَظْرَةَ رَحْمَةٍ،
dan istrinya memandang pada suaminya》 dengan syahwat atau dengan lainnya 《maka Allah Ta'ala memandang kepada keduanya dengan pandangan Rahmat,
فَإِذَا أَخَذَ بِكَفِّهَا》 أي : ليلاعبها أو يجامعها 《تَسَاقَطَتْ ذُنُوْبُهُمَا مِنْ خِلاَلِ
maka apabila suami memegang telapak tangannya》 maksudnya : meremas-remasnya atau menggaulinya 《maka berjatuhanlah dosa-dosa keduanya melalui dari
أَصَابِعِهِمَا》 أي : من بينها. والمراد صغائر الذنوب لا الكبائر. ومحل
sela jari-jari mereka berdua》 maksudnya : dari diantaranya. Dan artinya adalah dosa-dosa kecil bukan dosa-disa besar. Dan hal
ذلك فيما إذا كان قصدهما الإعفاف أو الولد لتكثير الأمة. رواه ميسرة
itu dalam terhapusnya dosa-dosa, apabila ada maksud mereka berdua memelihara agama dan ingin punya anak untuk memperbanyak ummat. Diriwayatkan Maisarah
بن علي والرافعي عن أبي سعيد الخدري.
bin 'Ali dan Ar-Rafi' dari Abi Sa'id Al-Khudri.
《وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : إِنَّ الرَجُلَ لَيُجَامِعُ
《Dan diriwayatkan dari Nabi saw, sesungguhnya Nabi saw bersabda : sesungguhnya seorang laki-laki untuk menjimak
أَهْلَهُ》 أي : زوجته 《فَيُكْتَبُ لَهُ بِجِمَاعِهِ أَجْرُ وَلَدٍ ذَكَرٍ قَاتَلَ فِيْ سَبِيْلِ
keluarganya》 maksudnya : istrinya 《maka ditulis kepadanya ketika berjima' dengan pahala seorang anak laki-laki yang terbunuh di jalan
اللهِ》 أي : قاتل الكفار لإعلاء دين الله 《فَقُتِلَ》 وإنما قال ذلك لأنه
Allah》 maksudnya : dan terbunuh oleh orang kafir karena menegakkan agama Allah 《maka terbunuh》 dan sesungguhnya Nabi saw bersabda seperti itu karena bahwasannya
لو ولد له مثل هذا الولد لكان له أجر التسبب فيه مع أن الله تعالى
seandainya seseorang diberi anak seperti ini, tentu ia akan memperoleh pahalanya yang disebabkan oleh perbuatan anaknya, walaupun Allah Ta'ala
خالقه زمحييه ومقوّيه على الجهاد، والذي إليه التسبب فقط فعلُهُ،
yang menciptakan anak, menghidupi dan memberi kekuatan anak tersebut untuk berperang di jalan Allah, satu-satunya perkara yang menjadikan sebab adanya anak karena hasil dari perbuatan suami dan istri,
وهو الوقاع،
dan suami adalah memancarkan air mani,
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 43
وذلك عند الإمناء في الرحم. واعلم أن في التوصل إلى الولد قربة
dan ketika itu air mani suami berada dalam rahim istrinya yang aman. Dan ketahuilah bahwa dalam perantara pada lahirnya anak untuk dekat kepada Allah adalah salah satu bentuk ibadah
من أربعة أوجه، الأول : موافقة محبة الله بالسعي في تحصيل الولد
dari empat macam yaitu : Pertama : persetujuan mencari kecintaan Allah dengan mengupayakan dalam menghasilkan anak
لبقاء جنس الإنسان. الثاني : طلب محبة رسول الله صلى الله
untuk mengekalkan jenis manusia. Kedua : mencari kecintaan Rasulullah saw
عليه وسلم في تكثير من به مباهاته، والثالث : طلب التبرك بدعاء الولد
dalam memperbanyak dari keturunan dengannya bisa di banggakan pada hari kiamat. Dan Ketiga : mencari keberkahan Allah dengan berdo'a agar dikaruniai anak
الصالح بعده، والرابع : طلب الشفاعة بموت الولد الصغير إذا مات قبله.
yang shaleh setelah melakukan jima'. Dan Ke empat : mencari syafa'at Rasulullah saw dengan meninggalnya anak yang masih kecil jika anaknya mati sebelum orang tuanya.
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 44
Wallahu A'lam Bish-Showab
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 27
ISTRI MENDAPATKAN DOSA BESAR JIKA KELUAR RUMAH TANPA IZIN SUAMINYA
《وَمِنَ الْكَبَائِرِ》 أي : كبائر الذنوب 《خُرُوْجُ الْمَرْأَةِ المْمُزَوّجَةِ مِنْ بَيْتِهَا》
《Dan sebagian dari dosa》 maksudnya : dosa besar 《keluar seorang isteri dari rumahnya》
أي : محل إقامتها 《بِغَيْرِ إِذْنِهِ، وَلَوْ لِمَوْتِ أَحَدِ أَبَوَيْهَا》 أي : لأجل
maksudnya : tempat bangun tidurnya 《tanpa izin suaminya, walauoun untuk takziyah kematian salah satu orang tuanya》 maksudnya : untuk kepentingan
جنازته.
mengurus jenazahnya
《وَفِيْ الإِحْيَاءِ》 للغزالي رحمه الله تعالى 《خَرَجَ رَجُلٌ فِيْ سَفَرِهِ وَعَهِدَ》
《Dan dalam kitab Ihya'》 karangan Imam Ghazali di katakan : 《ada seorang suami ingin melakukan perjalanan dan suaminya meminta》
بكسر الهاء أي : أوصى 《إِلَى امْرَأَتِهِ أَنْ لاَ تَنْزِلَ مِنَ الْعلوِ إِلَى السفْلِ، وَكَانَ
huruf Ha' dibaca Kasrah, maksudnya : berwasiat 《kepada istrinya untuk tidak turun dari bangunan tingkat atas ke lantai dasar, dan ada
أَبُوْهَا فِيْ الأَسْفَلِ فَمَرِضَ》 أي : الأب 《فَأَرْسَلَتْ الْمَرْأَةُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ
orang tuanya di lanai dasar, maka sedang sakit》 maksudnya : ayahnya 《maka wanita itu mengutus seorang pembantunya agar pergi menemui Rasulullah
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْتَأْذِنُ فِيْ النُزُوْلِ إِلَى أَبِيْهَا》 أي : لعيادته
saw minta izin turun sebentar untuk menengok ayahnya》 maksudnya : untuk mengunjunginya
《فَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَطِيْعِيْ زَوْجَكِ》 أي : ولا تنزلي 《فَمَاتَ》
《maka Rasulullah saw bersabda : ta'atilah suamimu》 maksudnya : Janganlah kamu turun 《maka mati》
أي : الأب 《فَاسْتَأْذَنَتْ》 أي : رسولَ الله صلى الله عليه وسلم في
maksudnya : ayahnya 《maka wanita itu mengutus pembantunya untuk minta izin》 maksudnya : kepada Rasulullah saw agar
النزول لأجل شهود جنازته 《فَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَطِيْعِيْ
dapat turun untuk kepentingan menyaksikan jenazahnya 《maka Rasulullah saw bersabda: ta'atilah
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 41
زَوْجَكِ》 في عدم النزول 《فَدُفِنَ أَبُوْهَا، فَأَرْسَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ
suamimu》 untuk tidak turun 《maka orang tuanya di kuburkan, tidak lama, kemudia Rasulullah saw mengutus seseorang pergi
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهَا》 أي : المرأة 《يُخْبِرُهَا، أَنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لأَبِيْهَا
padanya untuk memberi kabar》 maksudnya : wanita itu 《bahwa Allah Ta'ala telah mengampuni dosa-dosa ayahnya
بِطَاعَتِهَا لِزَوْجِهَا》 أوصت امرأة بنتها، فقالت : احفظي لزوجك
dengan di karenakan ta'atnya wanita itu kepada suaminya》 dengan kejadian ini, maka wanita itu berwasiat kepada putrinya, ia berkata : peliharalah untuk suamimu
خصالا عشرا يكنْ لكِ ذُخْرًا، الأول والثانية : القناعة وحسن السمع له
sepuluh kebajikan, niscaya akan menjadi simpanan kebaiakan untukmu, PERTAMA dan KEDUA : Qana'ah dan mendengarkan baik-baik kepada ucapan suaminya
والطاعة. والثالثة والرابعة : التفقد لمواقع عينه وأنفه، فلاتقع عينه منكِ
dan ta'at pada suaminya. Dan KETIGA dan KE EMPAT : memeriksa pada keadaan matanya dan hidungnya, maka janganlah suaminya memandang darimu
على قبيح، ولا يشمّ أنفه منك إلا طيب الريح. والخامسة والسادسة :
tidak enak di pandang dan janganlah hidung suminya mencium dari kamu kecuali wewangian yang harum. Dan KELIMA dan KE ENAM :
التفقد لوقت طعامه ومنامه، فإن شدة الجوع ملهبة، وتنغيصَ النوم
memeriksa pada waktu makannya suamimu dan memperhatikan waktu tidurnya suamimu, maka jika suamimu lapar akan mudah nafau memberontak dan kesulitan tidur
مغضبة. والسابعة والثامنة : الإحراز لماله والرعاية إلى حشمه وعياله.
dan mudah marah. Dan KE TUJUH dan KE DELAPAN : memelihara pada harta suamimu dan menjaga rahasia suamimu dan tidak berbuat senonoh pada keluarga suamimu.
والتاسعة والعاشرة: لا تعصين له أمرا ولا تُفْشِين له سِرّا، فإنكِ
Dan KE SEMBILAN dan KE SEPULUH : jangan kamu menentang pada perintah suaminya dan jangan kamu ungkapkan rahasia suaminya, maka sesungguhnya kamu
إن خالفتِ أمره أوْغِرْتِ صدرَه، وإن أفشيتِ سرّه لم تأمني غدره،
jika kamu melawan perintahnya akan mudah mengeluarkan kemarahannya dan jika kamu mngungkapkan rahasianya, maka kamu tidak bisa di percaya kesetiaannya
وإياكِ ثم إياكِ والفرحَ بين يديه إذا كان مهتما، والكآبة لديه
Ingatlah baik-baik kemudian jangan sekali-sekali kamu menunjukkan kebahagiaan di hadapannya ketika suamimu sedang bersedih, dan jangan kamu berwajah cemberut
إن كان فرحا.
jika suamimu sedang senang.
《وَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا وَزَوْجُهَا
《Dan Nabi saw bersabda : sesungguhnya seorang istri jika keluar dari rumahnya dan suaminya
كَارِهٌ》 بأن لم يرض عنها في خروجها 《لَعَنَهَا كُلُّ مَلَكٍ فِيْ السَمَاءِ
tidak menyukainya》 dengan tidak meridhai dari istri dalam keluarnya 《maka melaknatnya semua malaikat yang ada di langit
وَكُلُّ شَيْءٍ مَرَّتْ عَلَيْهِ غَيْرُ الجِنِّ وَالإِنْسِ حَتَّى تَرْجِعَ أَوْ تَتُوْبَ.
dan semua sesuatu yang ia lrwati selain jin dan manusia sehingga ia kembali atau bertaubat.
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 42
Wallahu A'lam Bish-Showab
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 26
HUKUM SEORANG WANITA BERHIAS KETIKA KELUAR RUMAH
《وَرُوِيَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : بَيْنَمَا رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ
《Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, ia berkata : ketika Rasulullah saw
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ》 وأصل بين أن تضاف لمتعدد غير جملة،
sedang duduk dalam masjid》 dan asal lafazh 《BAINA》 di tambahkan untuk memperbanyak tanpa jumlah,
فكفتها ما عن الإضافة للمفرد، أو عن الإضافة أصلا فصارت لمجرد الربط
bagaimana mencukupi dari penambahan pada satu atau penambahan yang asal menjadi hanya menghubungkan
والمفاجأة. وإذ بعدها لمجرد تأكيد مفاجأتها. ورسول الله مبتدأ. وجالس
dan secara tiba-tiba. Dan jika setelahnya semata-mata untuk yang pasti tiba-tiba. Dan lafazh 《RASULULLAH》 menjadi mubtada' dan lafazh 《WAJAALISUN》
خبره. كذا قاله شيخنا يوسف. وقال أحمد الدردير : بينما ظرف زمان
menjadi Khabar. Seperti yang di katakan Syaikhana Yusuf. Dan Ahmad berkata dalam kitab 《DARDIR》 adalah lafazh 《BAINAMA》 menjadi Zharaf Zamaan
تضاف إلى الجمل ثم ضمنت معنى الشرط، فلذا
ditambahkan pada kalimat jumlah, kemudian dimasukkan pada makna bersyarat, maka karena itu
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 38
كانت لا بد لها من جواب، وجوابها لا بد أن يكون مقرونا بإذْ كما هنا،
mereka harus memiliki jawaban dan jawabannya harus dibarengi dengan sebagai di sini
أو بإذا الفجائيتين، والمعنى بين أوقات كون رسول الله صلى الله عليه
atau jika dengan tiba-tiba, dan maknanya antara lain bahwa Rasulullah saw
وسلم جالسا في المسجد 《إِذْ دَخَلَتِْ امْرَأَةٌ مِنْ مُزَيْنَةَ》 بالتصغير إسم
duduk dalam masjid 《tiba-tiba ada seorang wanita dari muzaynah》 dengan memperkecil nama
قبيلة من مُضَر، وهو مزينة بن أد بن طابخة بن إلياس بن مضر 《تَرْفَلُ》
qabilah dari mudhar dan ia bernama muzaynah bin Ad bin Thabakhat bin Ilyas bin Mudhar 《berjalan menyeret-nyeret》
بفتح الحاء أي : تطيل ثيابها 《فِي زِيَنِةٍ لَهَا فِي الْمَسْجِدِ، فَقَالَ النَّبِيُّ
Huruf Ha' nya dibaca Fathah, maksudnya : bajunya yang panjang 《memamerkan perhiasannya dalam masjid, Nabi saw
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ ! انْهَوْا نِسَاءَكُمْ عَنْ لُبْسِ الزِّيَنِةِ
bersabda : Hai sekalian manusia, laranglah istri-istrimu dari mengenakan dandanan
وَالتَّبَخْتُرِ》 أي : تحسين المشي 《فِي الْمَسْجِدِ، فَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ
dan berjalan dengan sombong》 maksudnya : meningkatkat berjalan kaki 《di dalam masjid, maka sesungguhnya Bani Israil
لَمْ يُلْعَنُوا، حَتَّى لَبِسَ نِسَاؤُهُمُ الزِّيِنَةَ، وَتَبَخْتَرُوا》 أي : مشوا متكبرين
tidak akan dilaknati sehingga kaum perempuan mereka berhias yang berlebihan dan berjalan dengan sombong》
《فِي الْمَسْجِدِ》. رواه ابن ماجه. وهذه الزينة كبيرة إذا تحققت الفتنة.
《di dalam masjid》 diriwayatkan Ibnu Majah. Dan menggunakan perhiasan atau berdanan seperti ini adalah perbuatan dosa apabila benar-benar terjadi fitnah,
أما مجرد خشيتها فهو مكروه، أو مع ظنها فهو حرام غير كبيرة
Adapun ketika hanya ada ketakutan maka berhias atau berdandan yang aman dari fitnah, hukumnya makruh atau bersama dugaan akan menimbulkan fitnah maka hukumnya haram selain dosa besar
كما أفاده ابن حجر.
Seperti apa yang telah di ambil manfaatnya oleh Ibnu Hajar.
《وَقَالَ النَبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ》 أي :
《dan Nabi saw bersabda : siapa saja seorang wanita yang menggunakan wewangian》 maksudnya :
استعملت العطر، وهو الطيب. والمراد به ما يظهر ريحه 《ثُمَّ خَرَجَتْ》
menggunakan farfum dan ia bau harum. Dan arti dengannya apa yang nampak baunya 《kemudian keluar》
أي : من بيتها 《فَمَرّتْ عَلَى قَوْمٍ》 من الأجانب 《لِيَجِدُوا رِيْحَهَا》
Maksudnya : dari rumahnya 《melewati orang banyak》 dari laki-laki ajnabi 《agar mereka mencium bau harumnya》
علة لما قبله 《فَهِيَ زَانِيَةٌ》 أي : كالزانية في حصول الإثم وإن تفاوت
menjadi 'illat untuk sebelumnya 《maka wanita itu termasuk golongan wanita yang berzian》 maksudnya : seperti orang yang berzina dalam menghasilkan dosa dan walaupun tidak merata.
《وَكُلُّ عَيْنٍ》 نظرت إلى محرَّم 《زَانِيَةٌ》 كما تقدم. رواه الإمام أحمد
《dan setiap mata yang memandang itu》 melihat kepada aelain mahram 《melakukan zina》 sebagaimananpenjelasan yang telah lalu. Diriwayatkan Imam Ahmad
والنسائي والحاكم، عن أبي موسى الأشعري.
dan An-Nasa'i dan Al-Hakim dari Abi Musa Al-Asy'ariy
《وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اطَّلَعْتُ》 بتشديد الطاء
《Dan Rasulullah saw bersabda : Aku melihat》 huruf Tha' dibaca dengan tasydid
المهملة 《فِيْ الجَنّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الفُقَرَاءَ》 وليس هذا يوجب فضل
Orang-orang yang lalai 《dalam surga, maka aku liat sebagian besar penghuninya adalah golongan orang fakir》 dan ini tidak menunjukkan keistimewaan
الفقير على الغني، وإنما معناه أن الفقراء في الجنة أكثر من الأغنياء
orang-orang fakir atas orang kaya, dan bahwa maknanya adalah orang fakir di surga lebih banyak dari orang yang kaya
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 39
فأخبر عم ذلك كما تقول أكثر أهل الدنيا الفقراء إخبارا عن الحال،
Maka memberitahukan tentang itu seperti yang di katakan bahwa lebih banyak ahli dunia orang fakir yqng di ketahui dari kasusnya,
وليس الفقر أدخلهم الجنة، وإنما دخلوا بصلاحهم مع الفقر، فإن الفقير
Dan bukan fakir yang membuat mereka masuk kedalam surga, sesungguhnya masuknya mereka dengan kesholehan mereka bersama fakirnya, maka sesungguhnya kefakiran
إذا لم يكن صالحا لا يفضل. قال العزيزي : وظاهر الحديث تحريض
jika tidak ada kesholehan tidak akan ada kelebihannya. Al-'Aziziy berkata : dan zhahir hadits, kamu di anjurkan
على ترك التوسع من الدنيا، كما أن فيه تحريض النساء على المحافظة
atas meninggalkan memperluas dari dunia, seperti apa yang telah di anjurkan pada seorang wanita atas memelihara
على أمر الدين لئلا يدخلن النار كما قال : 《وَاطَّلَعْتُ في النّارِ》 أي : نار
pada perintah agama agar kalian tidak masuk neraka, sebagaimana Nabi saw bersabda : 《dan ditampakkan padaku isi neraka》 maksudnya : neraka
جهنم أي : عليها 《فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النّسَاءَ》. رواه الإمام أحمد ومسلم
jahannam, maksudnya : atasnya 《maka aku melihat sebagian besar penghuninya golongan perempuan》. Diriwayatkan Imam Ahmad dan Muslim
والترمذي عن أنس، والبخاري والترمذي عن عمران بن حصين.
dan Tirmidzi dari Anas, dan Bukhari dan Tirmidzi dari 'Imran bin Hashin.
《وَذَلِكَ》 أي : كثرة دخول النساء في النار 《لِقِلَّةِ طَاعَتِهِنَّ للهِ وَلِرَسُوْلِهِ
《Yang demikian itu》 maksudnya : banyaknya wanita yang masuk kedalam neraka 《karena, mereka sedikit yang menta'ati Allah dan Rasul-Nya
وَلأَزْوَاجِهِنَّ وَكَثْرَةِ تَبَرُّجِهِنَّ》 ولأنكفران العشير وترك الصبر عند البلاء
dan menta'ati suaminya dan mereka lebih suka memamerkan perhiasannya》 dan karena kekafiran mereka yang berteman dan meninggalkan kesabaran ketika ada cobaan berat
فيهن أكثر 《وَالتَبَرُّجُ هُوَ إِذَا أَرَادَتْ الْخُرُوْجَ مِنْ بَيْتِهَا لَبِسَتْ أَفْخَرَ ثِيَابِهَا》
lebih bantak pada mereka 《dan tabaruj adalah seorang wanita apabila ingin keluar dari rumahnya mengenakan pakaiannya yang bagus》
أي : أعظمها 《وَتَجَمَّلَتْ》 أي : تزينت 《وَتَحَسَّنَتْ》 أي : اجتلبت
maksudnya : mengagungkannya 《dan ia mempercantik diri》 maksudnya : ia berhias 《dan memakai perhiasan yang bagus》 maksudnya : mendatangkan
الإضاءة 《وَخَرَجَتْ تفتن النَاسَ》 أي : تستميلهم 《بِنَفْسِهَا، فَإِنْ سَلِمَتْ
penerangan 《dan ia keluar dapat mengganggu banyak manusia》 maksudnya : mereka akan cenderung 《dengan kecantikan dirinya, maka jika ia menyelamatkan
فِيْ نَفْسِهَا لَمْ يَسْلَمِْ النَاسُ مِنْهَا. وَلِهذَا》 أي : لعدم سلامة الناس منها
kecantikan dirinya, tapi banyak manusia yang tidak akan selamat dari sikapnya, dan karena ini》 maksudnya : manusia yang tidak selamat darinya.
《قَالَ النَبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ》 أي : يستقبحظهورها
《Nabi saw bersabda : wanita itu adalah aurat》 maksudnya : penampilannya
للرجال 《فَإِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا》 أي : خدرها 《اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ》
kepada laki-laki 《maka apabila wanita keluar dari rumahnya》 maksudnya : merayunya 《syetan memperhatikan untuk menyesatkannya》
أي : رفع بصره إليها، فيوقع في الفتنة، أو المراد شيطان الإنس،
maksudnya : mengangkat tatapannya kepada laki-laki, maka akan dijatuhkan dalam fitnah, atau makna adalah syetan memanggil ummat manusia
سمي به على التشبيه 《وَأَقْرَبُ مَا تَكُوْنُ الْمَرْأَةُ مِنَ اللهِ إِذَا كَانَتْ
dengannya untuk berhias 《dan yang lebih mendekatkan seorang wanita kepada Allah adalah apabila berada
فِيْ بَيْتِهَا. وَفِيْ رِوَايَةٍ : الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ》 أي : غير وثيقة بها فساد كبير
di dalam rumahnya. Dan dalam riwayat lain : wanita adalah aurat》 maksudnya : selain yang bersangkutan dengannya akan terjadi kerusakan besar
《فَاحْبِسُوْهُنَّ فِيْ الْبُيُوْتِ، فَإِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا خَرَجَتْ الطَرِيْقَ》 أي : خرجت
《Maka tahanlah mereka untuk tidak keluar dalam rumah, maka seaungguhnya wanita jika keluar ke jalan》 maksudnya : wanita keluar
من خدرها وأرادت
akan dirayu dari syetan agar wanita ingin
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 40
أن تسلك الطريق 《قَالَ لَهَا أَهْلُهَا أَيْنَ تُرِيْدِيْنَ ؟،قَالَتْ : أَعُوْدُ مَرِيْضًا
bertingkah untuk ke jalan 《keluarganya berkata pada wanita itu, kemana kamu ingin pergi ? Wanita itu berkata : aku ingin menjengok orang yang sakit
وَأَشِيْعُ جَنَازَةً، فَلاَ يَزَالُ بِهَا الشَيْطَانُ حَتَّى تُخْرِجَ ذِرَاعَهَا، وَمَا الْتَمَسَتْ》
dan aku ingin mengiringi jenazah, maka tidak henti-hentinya syetan merayu sehingga wanita mengeluarkan lengannya, dan apa yang di cari》
اي : طلبت 《الْمَرْأَةُ وَجْهَ اللهِ》 أي : رضاه 《بِمِثْلِ أَنْ تَقْعُدَ فِيْ بَيْتِهَا
maksudnya : pencarian 《seorang wanita di sisi Allah》 maksudnya : keridhaan-Nya 《dengan seperti jika wanita dirinya tinggal di rumahnya
وَتَعْبُدَ رَبَّهَا وَتُطِيْعَ بَعْلَهَا》 أي : زوجها. وكان حاتم الأصم يقول :
dan beribadah kepada Rabb-Nya dan ta'at kepada yang berkuasa》 maksudnya : suaminya. Dan ada Hatim Al-Asham berkata :
《المرأة الصالحة عماد الدين وعمارة البيت وعون على الطاعة، والمرأة
《Wanita sholehah itu menjadi tiangnya agama dan sebagai pemakmur rumah dan membantu suami atas melaksanakan keta'atan pada Allah, dan wanita
المخالفة تذيب قلب صاحبها وهي ضاحكة》. وكان عبد الله بن عمر
yang suka melanggar hukum yang dapat menghancurkan hati suaminya dengan tertawa》. Dan ada Abdullah bin 'Umar ra
يقول : 《علامة كون المرأة من أهل النار أن تضحك لزوجها إذا أقبل،
berkata : 《tanda-tanda seorang wanita dari ahli neraka adalah ia bisa membut suaminya tersenyum manis apabila di dekat suaminya
وتخونه إذا أدبر》. وكان حاتم الأصم يقول : 《من علامة المرأة
dan menghianatinya jika di belakang suaminya》 dan ada Hatim Al-Asham berkata : 《tanda-tanda wanita
الصالحة أن يكون حبها مخافة الله، وغناها القناعة بقسمة الله
yang shalihah adalah jika ada kecintaan takut pada Allah dan bersikap qona’ah dengan apa yang di berikan Allah
وحُليّهَا السخاوة بما تملك، وعبادتها حسن خدمة الزوج، وهمتها
dan ia di hiasi sifat pemurah dengan apa yang telah di miliki dan ibadahnya baik dan berbakti pada suami dan gemar
الإستعداد للموت》
mempersiapkan diri beramal shalih untuk mati》
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 41
Wallahu A'lam Bish-Showab
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 25
SEORANG ISTRI LEBIH UTAMA SHALAT DIRUMAH DARIPADA SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID BERSAMA RASULULLAH
《الفَصْلُ الثَالِثُ فِيْ فَضْلِ صَلاَةِ الْمَرْأَةِ فِيْ بَيْتِهَا وَأَنَّهُ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا
《Fashal ke tiga dalam keutamaan wanita shalat dalam rumahnya dan sesungguhnya lebih utama dari shalatnya
فِيْ الْمَسْجِدِ مَعَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ》
dalam masjid bersama Nabi saw》
《رُوِيَ عَنِ امْرَأَةِ حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ》 نسبة إلى بنى ساعدة، قوم من الخزرج
《Diriwayatkan dari istrinya Humaid As-Sa'idi》 di nisbatkan kepada bani sa'adah kaum dari Al-Khuzruj
《أَنَّهَا جَاءَتْ إلَى النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إنِّي
《Sesungguhnya datang seorang wanita kepada Nabi saw, maka ia berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku
أُحِبُّ الصَّلَاةَ مَعَكَ، قَالَ》 صلى الله عليه وسلم 《عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّيْنَ
menyukai shalat berjama'ah bersamamu, Nabi sw》 bersabda : 《aku mengetahui sesungguhnya kamu menyukai
الصَلاَةَ مَعِيْ، وَصَلاَتُكِ فِيْ بَيْتِكِ》 أي : موضع بيتك الذي تنامين فيه
shalat bersamaku, dan shalat kamu dalam rumahmu》 maksudnya : di tempat rumahmu yang ditiduri di dalamnya
《خَيْرٌ مِنْ صَلاَتِكِ فِيْ حُجْرَتِكِ》 بضم الحاء، وهو: كل موضع حُجر عليه
《lebih baik dari shalalat kamu dalam ruangan rumahmu》 huruf ha' dibaca dammah, dan ia adalah semua di tempat ruangan rumahnya
بالحجارة 《وَصَلاَتُكِ فِيْ حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلاَتِكِ فِي دَارِكِ، وَصَلاَتُكِ
dengan ruangan 《dan shalat dalam ruangan rumahmu lebih baik dari shalat dalam serambi rumahmu dan shalat
فِيْ دَارِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلاَتِكِ فِيْ مَسْجِدِيْ》 وذلك لطلب
dalam serambi rumahmu lebih baik dari shalatmu dalam masjidku》 dan yang demikian itu untuk mencari
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 36
زيادة الستر في حقها. وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
peningkatan tertutup dalam haknya. Dan Rasulullah saw bersabda :
《لأَنْ تُصَلِّيَ الْمَرْأَةُ فِيْ بَيْتِهَا خَيْرٌ لَهَا مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ فِيْ حُجْرَتِهَا، وَلأَنْ
《jika shalat seorang wanita dalam rumahnya lebih baik padanya dari shalat dalam ruangan rumhnya dan jika
تُصَلِّيَ فِيْ حُجْرَتِهَا خَيْرٌ لَهَا مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ فِيْ الدَاِر، وَلأَنْ تُصَلِّيَ فِيْ الدَاِر
shalat dalam ruangan rumahnya lebih baik padanya dari shalat di serambi rumahnya, dan shalat dalam serambi rumah
خَيْرٌ لَهَا مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ فِيْ الْمَسْجِدِ》. رواه البيهقي عن عائشة.
lebih baik padanya shalat dalam masjid》. Diriwayatkan Al-Baihaqi ari 'Aisyah.
وقال صلى الله عليه وسلم : 《صَلاَةُ المَرْأَةِ في بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا
Dan Nabi saw bersabda : 《shalat seorang wanita dalam rumahnya lebih utama dari shalatnya
في حُجْرَتِهَا، وَصَلاَتُهَا في مُخْدَعِهَا》 أي : خزانتها في أقصى بيتها
dalam ruangan rumahnya dan shalatnya dalam kamar tidurnya》 maksudnya : kamar kecil dalam batas rumahnya
《أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا في بَيْتِهَا》 أي : صلاتها في كل ما كان أخفى أفضل
《lebih utama dari shalatnya dalam rumahnya》 maksudnya : shalatnya dalam setiap ada penutup pada dirinya lebih utama
لتحقق أمن الفتنة. رواه أبو داود عن ابن مسعود، والحاكم عن أم سلمة.
pada kepastian aman dari fitnah. Diriwayatkan Abu Daud dari Ibnu Mas'ud dan Al-Hakim dari Ummu Salamah.
وقال صلى الله عليه وسلم : 《صَلاَةُ المَرْأَةِ وَحْدَهَا تَفْضُلُ عَلَىْ صَلاَتِهَا
Dan Nabi saw bersabda : 《Shalat seorang wanita sendirian lebih utama atas shalatnya
فِيْ الجَمْعِ》 أي : جمع الرجال 《بِخَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً》. هذا محمول
dalam berjama'ah》 maksudnya : berjama'ah dengan laki-laki 《dengan memperoleh dua puluh lima derajat》 ini menurut suatu pendapat, shalat seorang wanita yang demikian itu
على الشابة ونحوها. رواه الديلمي عن ابن عمر.
berlaku bagi perempuan yang masih belum kawin. Diriwayatkan Ad-Dailami dari Ibnu 'Umar
《وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أَحَبَّ صَلاَةِ المَرْأَةِ إِلَى اللهِ
《Dan Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya shalat seorang wanita yang paling di sukai Allah adalah
فِيْ أَشَدِّ مَكَانٍ فِيْ بَيْتِهَا ظُلْمَةً. وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
yang di laksanakan di dalam rumahnya yang gelap. Dan Rasulullah saw bersabda :
إِنَّ الْمَرْأَةَ تَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهَا وَمَا بِهَا بَأْسٌ》 الواو للحال أي والحال ليس بها
Sesungguhnya seorang wanita keluar dari rumahnya padahal tidak ada kebutuhan yang mendesak》 huruf yang masuk pada kalimat fi'il di namakan Wawu Haal, maksudnya : tanpa adanya kebutuhan
ضرر 《فَيَسْتَشْرِفُهَا الشَيْطَانُ》 أي : يرفع بصره إليعا ليغويها 《فَيَقُوْلُ》
darurat 《maka syetan menggembosinya》 maksudnya : syetan terus memperhatikan dan mengikutinya untuk menggodanya 《maka syetan berkata》
أي : الشيطان 《لاَ تَمُرِّيْنَ عَلَى أَحَدٍ إِلاَّ أَعْجَبْتِهِ. وَإِنَّ الْمَرْأَةَ لَتَلْبَسُ ثِيَابَهَا،
maksudnya : syetan 《jangan kamu sia-siakan melewati atas seseorang kecuali ia mengagumi kamu. Dan kemudian wanita itu menggunakan baju yang dipakainnya
فَيَقُوْلُ أَهْلُهَا أَيْنَ تُرِيْدِيْنَ ؟، فَتَقُوْلُ》 أي : المرأة 《أَعُوْدُ مَرِيْضًا أَوْ أَشْهَدُ
maka berkata keluarganya, kemanakah kamu akan pergi, maka wanita itu berkata》 maksudnya : istri 《menjenguk orang sakit atau aku ingin melayat
جَنَازَةً أَوْ أُصَلِّي فِيْ المَسْجِدِ. وَمَا عَبَدَتْ امْرَأَةٌ رَبَّهَا مِثْلَ أَنْ تَعْبُدَهُ
Jenazah atau ingin shalat kemasjid. Dan tidak ada ibadah seorang wanita yang lebih sempurna kepada Tuhannya seperti ibadah yang di kerjakan
فِيْ بَيْتِهَا》 أي : محل إقامتها.
di rumahnya sendiri》 maksudnya : tempat bangunnya tidur.
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 37
《وَعَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ الشَيْبَانِيِّ أّنَّهُ رَأَىْ عَبْدَ اللهِ》 بن الشياب، وهو صحابي
《Dari Abi Muhammad Asy-Syaibani sesungguhnya aku melihat 'Abdullah》 bin Sayyab dan dia adalah sahabat Nabi
《يُخْرِجُ النِّسَاءَ مِنَ الْمَسْجِدِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ، وَيَقُوْلُ : اخْرُجْنَ إِلَىْ بُيُوْتِكُنَّ》
《mengeluarkan para wanita dari masjid pada hari jum'at, dan Abdullah Bin Sayyab berkata : keluarlah kalian aampai kerumah kalian》
أي : اخرجن من المسجد، واذهبن إلى بيوتكن 《فَذَلِكَ خَيْرٌ لَكُنَّ. رَوَاهُ》
maksudnya : keluarlah kalian dari masjid dan pergilah kerumah kalian 《maka hal itu lebih baik buat kalian. diriwayatkan》
أي : هذا الحديث سليمانُ اللخمي 《الطَبْرَانيْ فِيْ الْكَبِيْرِ》 أي : المعجم
maksusnya : Hadits ini di ceritakan oleh sulaiman Allakhmiy 《Ath-Thabrani dalam kiab Al-Kabir》 maksudnya : Kiab Al-Mu'jam
الكبير المصنف في أسماء الصحابة. وَرُوِيَ : 《أَنَّ امْرَأَةً مَرَّتْ عَلىْ أَبِيْ
Al-Kabir, Al-Mushonnif dalammkitab Asma' Ash-Shohabah. Diriwayatkan : 《sesungguhnya ada seorang wanita yang dekat sekali dengan Abu
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَرِيْحُهَا يعصف، فقال لَهَا أَيْنَ تُرِيْدِيْنَ يَا أمة الجبار،
Hurairah ra dan baunya harum semerbak, maka Abu Hurairah berkata kepada wanita itu, kemanakah kamu akan pergi wahai budak perempuan yang perkasa,
قَالَتْ إِلَى الْمَسْجِدِ، قَالَ أو تطيبت ؟، قَالَتْ نَعَمْ، قَالَ : فَارْجِعِيْ فَاغْتَسِلِيْ،
ia berkata : ingin pergi ke masjid, Abu Hurairah Berkata, apakah kamu memakai wewangian ?, ia berkata : Ya, Abu Hurairah berkata : kembalilah, maka mandi dulu
فَإِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : لاَ يَقْبَلُ اللهُ صَلاَةً
sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah tidak akan menerima shalat
مِنْ امْرَأَةٍ خَرَجَتْ إِلَى الْمَسْجِدِ وَرِيْحُهَا يعصف حَتَّى تَرْجِعَ فَتَغْتَسِلَ》
seorang wanita yang keluar ke masjid dan berbau harum yang semerbak sehingga ia pulang kembali maka mandi》
هذا وليس المراد خصوص الغسل، بل إذهاب رائحتها. وقال صلى الله
Dan ini bukan yang di maksud khusus mandinya tapi harus menghilangkan bau harumnya minyak wangi tersebut. Dan Nabi saw
عليه وسلم : 《الْمُخْتَلِعَاتُ وَالْمُتَبَرِّجَاتُ هُنَّ الْمُنَافِقَاتُ》 أي : اللاتي
bersabda : 《Perempuan yang minta cerai pada suaminya dan perempuan yang memperlihatkan perhiasan kepada orang bannyak, mereka termasuk munafik》 maksudnya : wanita yang
يطلبن الخلع من أزواجهن من غير عذر، واللاتي يظهرن الزينة للناس
menuntur Khulu' dari suami mereka dari tanpa 'udzurdan wanita yang menampakkan perhiasan kepada manusia
الأجانب هن امنافقات نفاقا عمليا. رواه أبو نعيم عن ابن مسعود.
ajnabi, mereka termasuk orang-orang munafiq tepatnya fasiq dalam amaliyah. Diriwayatkan Abu Na'im dari Ibnu Mas'ud.
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 38
Wallahu A'lam Bish-Showab
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 24
BATU GILINGAN YANG MASUK SURGA DAN PAHALA ISTRI YANG BERKHIDMAT KEPADA SUAMINYA
روي عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال : دَخَلَ رَسُوْلُ اللهِ
Diriwayatkan dri Abu Hurairah ra, sesungguhnya ia berkata : suatu hari Rasulullah saw
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَات يَوْمٍ عَلَى ابْنَتِهِ فَطِمَةَ الزَّهْرَاء رَضِيَ اللهُ تَعَالَى
menjenguk atas putrinya Fathimah Az-Zahra' Radhiyallahu Ta'ala
عَنْهَا، فَوَجَدَهَا تَطْحَنُ شَعِيْرًا عَلَى الرَّحَا وَهِيَ تَبْكِىْ، فَقَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ
'Anhaa, sampai di rumahnya, Rasulullah mendapatkan putrinya sedang menggiling tepung Sya'ir dan fatimah sambil menangis, maka Rasulullah saw bersabda kepada Fatimah :
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 《مَا يُبْكِيْكِ يَا فَاطِمَةُ ؟، لاَ أَبْكَى اللهُ لَكِ عَيْناً》
《Kenapa kamu menangis Whai Fathimah ?, Mudah-mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi》
فَقَالَتْ : 《يَا أَبَتِ، أَبْكَانِيْ حَجَرُ الرَّحَا وَشُغْلُ البَيْتِ》، فَجَلَسَ النَّبِيُّ
maka Fatimah berkata : 《Wahai Ayahku, aku menangis karena batu penggilingan ini dan menangis karena pekerjaan rumah》 maka duduklah Nabi saw
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا، فَقَالَتْ : 《يَا أَبَتِ، مِنْ فَضْلِكَ، تَسْأَلُ عَلِيًّا
disisi batu penggilingan itu, maka Fatimah berkata : 《Wahai Ayahku demi kemulyaanmu, mohonkanlah kepada Alli
أَنْ يَشْتَرِيَ لِيْ جَارِيَةً لِتُعِيْنَنِيْ عَلَي الطحِيْنِ وَعَلَى شُغْلِ البَيْتِ》. فَلَمَّا
supaya membelikanku seorang budak untuk membantu pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah》 maka ketika
سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَمَهَا قَامَ وَجَاءَ إِلَى الرَّحَا وَ أَخَذَ
Nabi saw mendengar perkataan Fatimah, beliau bangun dari duduknya dan mendatangi kepada penggilingan. beliau mengambil
الشَّعِيْرَ بِيَدِهِ الْمُبَارَكَةِ الشَّرِيْفَةِ وَوَضَعَهُ فِيْ الرَّحَا، وَقَالَ : 《بسْمِ اللهِ
gandum sya'ir dengan tangannya yang berkah dan yang mulia dan menaburkannya kedalam penggilingan. Dan Nabi mebaca : 《BISMILLAAHIR
الرَّحْمنِ الرَّحِيْم》، فَدَارَتْ وَحْدَهَا بِإِذْنِ اللهِ تَعَالَى، فَصَارَ يحبط لها
RAHMANIRRAHIIM》 Maka berputarlah alat penggilingan itu karena izin Allah Ta'ala, Beliau terus menaburkan pada penggilingan
الشَعِيْرَ بِيَدِهِ المُبَارَكَةِ، وَهِيَ تَدُوْرُ وَحْدَهَا، وتُسَبِّحُ اللهَ تَعَالَىْ بِلُغَاتٍ
beberapa gandum sya'ir dengan tangannya yang berkah dan penggilingan itu terus-menerus berputar dengan sendirinya, dan memuji Allah Ta'ala dengan bahasa
مُخْتَلِفَةٍ حَتَّى فَرَغَ الشَعِيْرُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلرَّحَا :
yang tidak di pahami manusia sehingga gandum Sya'ir itu habis, maka Nabi saw bersabda kepada penggilingan itu :
《اسْكُنِيْ بإذْنِ اللهِ تَعَالَى》، فَسَكَنَتْ وَنَطَقَتْ بإذْنِ اللهِ الَّذِيْ أَنْطَقَ كُلَّ
《Berhentilah dengan izin Allah Ta'ala》 maka penggilingan itu berhenti dan berbicara dengan izin Allah yang berbicara setiap
شَيْءٍ، فَقَالَتْ بِلِسَانٍ فَصِيْحٍ عَرَبِيٍّ : 《يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالحَق
sesuatu, maka penggilingan itu berkata dengan lisan yang fashih bahasa arab 《Wahai Rasulullah, demi Dzat yang mengutusmu dengan haq
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 33
ِّنَبِيًّا وَسُوْلاً، لَوْ أَمَرْتَنِي أَنْ أَطْحَنَ شَعِيْرَ الْمَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ لَطَحَنَتْهُ كُلَّهُ،
menjadi Nabi dan Rasul, jika kamu perintahkan aku untuk menggiling tepung Sya'ir yang ada di ujung Timur dan Barat, niscaya akan aku giling seluruhnya,
وَإِنِّيْ سَمِعْتُ فِيْ كِتَابِ اللهِ : { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
Dan sesungguhnya aku mendengar dalam kitab Allah : { HAi orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لاَ يَعْصُونَ اللَّهَ
dari api neraka, Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras yang tidak pernah mendurhakai Allah
مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ }، فَخِفْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَنْ أَكُوْنَ مِنَ
terhadap yang diperintahkan-Nya dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintah }, maka aku takut wahai Rasulullah, menjadi bagian dari
الحِجَارَةِ اللاَّتِيْ يَدْخُلْنَ النَّاَر》. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
batu yang akan masuk neraka》 maka Nabi saw bersabda :
《أَبْشِرِيْ، فَإنَّكِ مِنْ حِجَارَةِ قَصْرِ فَاطِمَةَ الزَّهْرَاء فِيْ الْجَنَّة》. فَعِنْدَ ذَلِكَ
《Hai batu, bergembiralah, makq sesungguhnya kamu dari batu yang di gunakan untuk membangun gedung Fathimah di surga》 maka seketika itu
فَرِحَتْ الرَّحَا وَاسْتَبْشَرَتْ وَسَكَنَتْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
batu penggiling itu sangat bahagia dan berhenti, maka Nabi saw bersabda
لاِبْنَتِهِ فَاطِمَةَ : 《لَوْشَاءَ اللهُ يَافَاِطَمُة لَطَحَنَتْ لَكِ الرَّحَا وَحْدَهَا، وَلَكِنْ أَرَادَ
kepada putrinya Fatimah 《jika Allah berkehendak, wahai Fathimah, niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu, tapi Allah Ta'ala berkehendak
اللهُ تَعَالَى أَنْ يَكْتُبَ لَكِ الحَسَنَاتِ، وَيُكَفِّرَ لَكِ السيِّآتِ، وَيَرْفَعَ لَكِ
mencatat kebaikan-kebaikan untukmu dan meebus keburukan-keburukan untukmu dan akan mengangkat derajat
الدَرَجَاتِ. يَا فَاطِمَةُ، أَيُّمَا امْرَأَةٍ طَحَنَتْ لِزَوْجِهَا وَأَوْلاَدِهَا إلاَّ كَتَبَ اللهُ
untukmu. Wahai Ftimah, siapa saja seoarang istri yang membuatkan tepung untuk suaminya dan anak anaknya, kecuali Allah mencatat
لَهَا بِكُلِّ حَبَّةٍ مِنَ القَمْحِ حَسَنَةً، وَمَحَا عَنْهَا سَيِّئَةً، وَرَفَعَ لَهَا دَرَجَةً.
kepadanya memperoleh kebaikkan dari setiap butir biji yang tergiling dan menghapus keburukkannya dan meninggikan derajatnya.
يَا فَاطِمَةُ، أَيُّمَا امْرَأَةٍ عَرِقَتْ عِنْدَ طَحِيْنِهَا لِزَوْجِهَا إلاَّ جَعَلَ اللهُ بَيْنَهَا وَبَيْنَ
Wahai Fatimah, siapa saja seorang istri yang berkeringat disisi penggilingannya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, kecuali Allah akan memisahkan diantaranya dan di antara
النَّارِ سَبْعَ خَنَادِقَ. يَا فَاطِمَةُ، أَيُّمَا امْرَأَةٍ دَهَنَتْ رُؤُوْسَ أَوْلاَدِهَا وَسَرَّحَتْهُمْ
neraka sejauh tujuh hasta. Wahai Ftimah, siapa saja seorang istri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka
وَغَسَلَتْ ثِيَابَهُمْ إلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهَا أَجْرَ مَنْ أَطْعَمَ أَلْفَ جَائِعٍ وَكَسَا أَلْفَ
dan mencuci baju mereka, kecuali Allah akan mencatat untuknya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan kepada seribu orang yang sedang kelaparan dan seperti pahalanya orang yang memberikan pakaian kepada seribu orang
عُرْيَان. يَا فَاطِمَةُ، أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَنَعَتْ حَاجَةَ جِيْرَانِهَا إلاَّ مَنَعَهَا اللهُ تَعَالَى
yang sedang telanjang. Wahai Fatimah, siapa saja seorang istri yang memenuhi kebutuhan tetangganya, kecuali Allah Ta'ala mencegahnya
عَنِ الشُرْبِ مِنْ حَوْضِ الْكَوْثَرِ يَوْمَ القِيَامَةِ. يَا فَاطِمَةُ، أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ
untuk minum air dari telaga Kautsar pada hari kiamat. Wahai Fathimah yang lebih utama dari pada itu semuanya adalah
رِضَاالزَّوْجِ عَنْ زَوْجَتِهِ، وَلَوْ كَانَ زَوْجُكِ غَيْرَ رَاضٍ عَنْكِ مَاكُنْتُ أَدْعُوْ لَكِ،
keridhaan suami terhadap istrinya, jika ada suamimu tanpa meridhai darimu, tentu aku tidak akan mendoakan untukmu,
أَمَا تَعْلَمِيْنَ يَافَاطِمَةُ، أَنَّ رِضَاالزَوْجِ مِنْ رِضَااللهِ تَعَالَىْ، وَسخَطُهُ
bukankah kamu mengerti, Wahai Fathimah, sesungguhnya keridhaan suami itu menjadikan sebagian dari keridhaan Allah Ta'ala, dan kebencian suami
مِنْ سَخَطِ اللهِ تَعَالَىْ. يَا فَاطِمَةُ، إِذَا حَمَلَتْ المَرْأَةُ بِالْجَنِيْنِ فِيْ بَطْنِهَا
merupakan bagian dari kebencian Allah Ta'ala. Wahai Fatimah, apabila seorang istri sedang mengandung dengan janin suami dalam tubuhnya
اسْتَغْفَرَتْ لَهَا المَلاَئِكَةُ، وَكَتَبَ اللهُ لَهَا كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ، وَمَحَا
maka para malaikat memohonkan ampunan untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebaikan dan di hapus
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 34
عَنْهَا أَلْفَ سَيِّئَةٍ، فَإِذَا جَاءَهَا الطَلْقُ كَتَبَ اللهُ لَهَا ثَوَابَ المُجَاهِدِيْنَ
seribu keburukannya, maka apabila telah menjelang melahirkan, maka Allah mencatat untuknya pahala seperti pahalanya orang-orang yang berjihad
فِيْ سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى، فَإِذَا وَضَعَتْ حَمْلَهَا خَرَجَتْ مِنْ ذُنُوْبِهَا كَيَوْمِ
di jalan Allah Ta'ala, maka apabila telah melahirkan, dirinya terbebas dari segala dosa seperti di hari
وَلَدَتْهَا أُمُّهَا. يَا فَاطِمَةُ، أَيُّمَا امْرَأَةٍ خَدَمَتْ زَوْجَهَا بِنِيَّةٍ صَادِقَةٍ إلاَّ خَرَجَتْ
telah dilahirkan oleh ibunya. Wahai Fatimah, siapa saja seorang istri yang melayani suaminya dengan niat yang benar, kecuali dirinya terbebas
مِنْ ذُنُوْبِهَا كَيَوْمِ وَلَدَتْهَا أُمُّهَا، وَلَمْ تَخْرُجْ مِنَ الدُنْيَا وَعَلْيْهَا مِنَ الذُنُوْبِ
dari dosa-dosanya seperti di hari telah dilahirkan ibunya, dan ia tidak keluar dari dunia yakni mati dan atasnya tanpa membawa dosa
شَيْءٌ، وَتَجِدُ قَبْرَهَا رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجَنَّةِ، وَأَعْطَاهَا اللهُ تَعَالَى ثَوَابَ
suatu apapun, dan ia menjumpai kuburnya seperti taman surga. Dan Allah Ta'ala memberinya pahala
أَلْفِ حَجَّةٍ وَأَلْفِ عُمْرَةٍ، وَيَسْتَغْفِرُ لَهَا أَلْفُ مَلَكٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ.
seperti pahala seribu orang yang naik haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampun padanya sampai hari kiamat.
وأَيُّمَا امْرَأَةٍ خَدَمَتْ زَوْجَهَا يَوْمًا وَلَيْلَةً بِطِيْبِ نَفْسٍ وَإِخْلاَصٍ وَنِيَّةٍ
Dan siapa saja seorang istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam dengan di sertai hati yang baik dan yang ikhlas dan niat
صَادِقَةٍ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهَا ذُنُوْبَهَا كُلَّهَا، وَأَلْبَسَهَا يَوْمَ القِيَامَةِ حُلَّةً خَضْرَاءَ،
yang benar, kecuali Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya, dan pada hari kiamat dirinya akan di beri pakaian berwarna hijau,
وَكَتَبَ لَهَابِكُلِّ شَعْرَةٍ فِيْ جَسَدِهَا أَلْفَ حَسَنَةٍ، وَأَعْطَاهَا الله مِائَةَ حَجَّةٍ
dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhya dengan seribu kebaikan, dan Allah memberi pahala untuknya sebanyak orang yang pergi haji
وَعُمْرَةٍ. يَا فَاطِمَةُ، أَيُّمَا امْرَأَةٍ تَبَسَّمَتْ فِيْ وَجْهِ زَوْجِهَا إِلاَّ نَظَرَ اللهُ لَهَا
dan umrah. Wahai Fatimah, siapa saja seorang istri yang tersenyum manis di muka suaminya, kecuali Allah akan melihat kepadanya
بِعَيْنِ الرَّحْمَةِ. يَا فَاطِمَةُ، أَيُّمَا امْرَأَةٍ فَرَشَتْ لِزَوْجِهَا بِطِيْبِ نَفْسٍ
dengan penuh rahmat. Wahai Fatimah, siapa saja seorang istri yang menyediakan tempat tidur untuk suaminya dengan sepenuh hati,
إِلاَّ نَادَاهَا مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ : اسْتَقْبِلِيْ العَمَلَ، فَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكِ مَاتَقَدَّمَ
kecuali ada seruan yang di tujukan kepadanya dari balik langit : Wahai wanita menghadaplah dengan membawa amalmu, maka sungguh Allah telah mengampuni yang lalu
مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ. يَا فَاطِمَةُ، أَيُّمَا امْرَأَةٍ دَهَنَتْ رَأْسَ زَوْجِهَا وَلِحْيَتَهُ،
dari dosa-dosamu dan yang akan datang. Wahai Fatimah, siapa saja seorang istri yang meminyaki rambut suaminya dan jenggotnya
وَقَصَّتْ شَارِبَهُ، وَقَلَمَتْ أَظَافِرَهُ إِلاَّ سَاقَاهَا اللهُ مِنَ الرَّحِيْقِ المَخْتُوْمِ،
dan memangkas kumisnya dan memotong kuku- kukunya, Kecuali Allah akan memberi minuman dari tuak yang tersegel
ومن أَنْهَارِ الجَنَّةِ، وَهَوَّنَ اللهُ عَلَيْهَا سَكَرَاتِ المَوْتِ، وَتَجِدُ قَبْرَهَا رَوْضًا
dan dari sungai surga, dan bahkan Allah akan meringankan atasnya beban sakaratul maut, dan akan menjumpai kuburnya seperti taman
مِنْ رِيَاضِ الجَنَّةِ، وَيَكْتُبُ اللهُ لَهَا بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ، وَالجوَازَ عَلَى الصِّرَاطِ》.
dari taman surga, dan Allah akan mencatat terbebas dari neraka dan mudah melewati atas titian》
ومعنى الرحيق : الخمر الصافية. ومعنى المختوم : الممنوع من أن تمسه
Dan makna 《AR-RAHIIQ》 adalah arak yang sangat bagus. Dan makna 《AL-MAKHTUM》 adalah tercegah dari tersentuhnya
يد إلى أن يفك الأبرار ختمه، والمختوم أشرف الجارى.
tangan sehingga orang -orang yang baik melepas segelnya, dan barang yang disegel jauh lebih baik ketimbang barang yang mengalir
وروي عن ابن مسعود رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم :
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra, dari Nabi saw :
《إِذَا غَسَلَتْ الْمَرْأَةُ ثِيَابَ زَوْجِهَا كَتَبَ اللهُ لَهَا أَلْفَيْ حَسَنَةٍ وَغَفَرَ
《apabila seorang istri mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatat untuknya memperoleh seribu kebaikan dan mengampuni
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 35
لَهَا أَلْفَيْ سَيِّئَةٍ، وَاسْتَغْفَرَ لَهَا كُلُّ شَيْءٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَمْس》. وقالت
kepadanya seribu keburukannya, dan memohonkan ampun untuknya semua sesutu yang berada di bawah siraman mentari》. Dan 'Aisyah ra
عائشة رضي الله عنها : 《صَرِيْرُ مِغْزَلِ المَرْأَةِ يَعْدِلُ التَكْبِيْرَ فِيْ سَبِيْلِ
berkata : 《Suara penenunan yang dilakukan oleh seorang istri, akan menyamai gemuruh suara takbir dalam perang fii sabilillah,
اللهِ، وَأَيّمَا امْرَأَةٍ كَسَتْ زَوْجَهَا مِنْ غزْلِهَا كَانَ لَهَا بِكُلِّ سدىً مِائَةُ أَلْفِ
dan siapa saja seorang istri yang memberi pakaian pada suaminya dari hasil tenunannya, ada pada benang tenunan itu tercatat seribu kali
حَسَنَةٍ》 وقال النبيُّ صلى الله عليه وسلم : 《مَنْ اشْتَرَى لِعِيَالِهِ شَيْئًا
kebaikan》 dan Nabi saw berkata : 《Barangsiapa yang membeli sesuatu untuk orang yang menjadi tanggungannya
ثُمَّ حَمَلَهُ بِيَدِهِ إِلَيْهِمْ حَطَّ اللهُ عَنْهُ ذُنُوْبَ سَبْعِيْنَ سَنَةً》 وقال صلى الله
kemudian dibawa dengan tangannya kepada mereka, maka Allah menghapus darinya dosa tujuh puluh tahun》 dan Nabi saw
عليه وسلم : 《مَنْ فَرَّحَ أُنْثَى فَكَأَنَّمَا يَبْكِى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَمَنْ بَكَي
bersabda : 《barangsiapa yang memberikan kegembiraan pada istrinya, maka siapa saja yang seakan-akan ia menangis dari takur kepada Allah dan barangsiapa yang menangis
مِنْ خَشْيَةِ اللهِ تَعَالَى حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النَّارِ》 وقال صلى الله عليه
dari takut kepada Allah Ta'ala, maka Allah mengharamkan jasadnya atas neraka》 dan Nabi saw
وسلم : 《الْبَيْتُ الَّذِيْ فِيْهِ الْبَنَاتُ يُنْزِلُ اللهُ فِيْهِ كُلَّ يَوْمٍ اثْنَتَيْ عَشَرَةَ
bersabda : 《sebuah rumah yang di dalamnya ada anak-anak perempuan, maka Allah menurunkan kedalam rumah tersebut setiap hari dua belas
رَحْمَةً، وَلاَ تَنْقَطِعُ زِيَارَةُ المَلاَئِكَةِ مِنْ ذَلِكَ البَيْتِ وَيَكْتُبُوْنَ لأَبَوَيْهِنَّ
Rahmat, dan tidak henti-hentinya para malaikat mengunjungi dari rumah itu dan malaikat menulis pada pintu mereka
كُلَّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ عِبَادَةَ سَبْعِيْنَ سَنَةً》
setiap siang dan malam seperti ibadah selama tujuh puluh tahun》
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 36
Wallahu A'lam Bish-Showab
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 23
SIKSAAN DI NERAKA UNTUK ISTRI YANG DURHAKA PADA SUAMINYA
《وَقَالَ عَلِيٌّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ : دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
《Dan 'Ali Karramallahu Wajhah berkata : aku dan fatimah masuk dan mendatangi Nabi saw
أَنَا وَ فَاطِمَةُ، فَوَجَدْنَاهُ يَبْكِى بُكَاءً شَدِيْدًا، فَقُلْتُ》 له صلى الله عليه
maka kami mendapatkan Nabi saw menangis dengan tangisan yang sangat keras, aku berkta》 kepada Nabi saw
وسلم 《فِدَاكَ أَبِيْ وَأُمِّيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ》 ففداك مبتدأ، وما بعده
《maka aku tebus atas kesedihanmu dengan bapak dan ibuku wahai Rasulullah》 lafazh 《FAFIDAAKA》 adalah mubtada' setelah
خبره، أي :
Khabar, maksudnya :
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 31
أنا أفدى لك من حزنك وبكائك بأبي وأمي لشدة محبتى إياك
aku menebus untukmu dari kesedihanmu dan tangisanmu dengan bapak dan ibuku karena kekuatan cintaku terhadapmu
《مَا الذِيْ أَبْكَاكَ ؟، قَالَ》 صلى الله عليه وسلم 《يَا عَلِيُّ، لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِيْ
《apa yang membuat kamu menangis ? Nabi saw》 bersabda 《wahai 'Ali pada malam ketika aku di isra'kan
إِلَى السّمَاءِ رَأَيْتُ نِسَاءً مِنْ أُمَّتِيْ يُعَذَّبْنَ فِيْ النَارِ، فَبَكَيْتُ لَمَّا رَأَيْتُ
kelangit, aku melihat kaum wanita dari umatku, mereka di siksa dalam neraka, aku menangis karena apa yang aku lihat
مِنْ شِدَّةِ عَذَابِهِنَّ》 ثم فصل صلى الله عليه وسلم هذا الإجمال بقوله :
dari beratnnya siksaan kepada mereka》 kemudian Nabi saw memerinci ini secara keseluruhan dengan sabdanya :
《رَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِشَعْرِهَا يغْلِي》 بكسر اللام 《دِمَاغهَا، وَ》 ثانيا
《aku melihat seorang wanita yang digantung dengan rambutnya sampai mendidih》 huruf lam nya di baca kasrah 《otaknya》 YANG KEDUA
《رَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِلِسَانِهَا وَالْحَمِيْمُ》 أي : الماء الحار 《يُصَبُّ فِيْ
《aku melihat seorang wanita yang di gantung dengan lidahnya dan yang mendidih》 maksudnya : air panas 《dituangkan kedalam
حَلقِهَا، وَ》 ثالثا 《رَأَيْتُ امْرَأَةً قَدْ شُدَّ رِجْلاَهَا إِلَى ثَدْيَيْهَا وَ》 شد أيضا
tenggorokannya dan》 YANG KETIGA 《aku melihat seorang wanita yang di ikat kedua kakinya sampai pada susunya dan》 juga mengikat
《يَدَاهَا إِلَى نَاصِيَتِهَا، وَقَدْ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهَا الْحَيَّاتِ وَالْعَقَارِبِ، وَ》 رابعا
《kedua tangannya sampai pada ubun-ubunnya, dan sungguh Allah memerintah ular dan kalajenging untuk menyiksanya dan》 YANG KE EMPAT
《رَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِثَدْيَيْهَا، وَ》 خامسا 《رَأَيْتُ امْرَأَةً رأْسُهَا رَأْسُ خِنْزِيْرٍ
《aku melihat seorang wanita yang digantung dengan kedua susunya dan》 YANG KE LIMA 《aku melihat seorang wanita berkepala babi
وَبَدَنُهَا بَدَنُ حِمَارٍ وَعَلَيْهَا أَلْفُ أَلْفٍ مِنَ الْعَذَابِ، وَ》 سادسا 《رَأَيْتُ امْرَأَةً
dan tubuhnya, bertubuh keledai dan atas wanita itu mengalami beribu-ribu dari siksaan dan》 yang KE ENAM 《aku melihat seorang wanita
عَلَى صُوْرَةِ الْكَلْبِ، وَالنَّارُ تَدْخُلُ مِنْ فِيْهَا وَتَخْرُجُ مِنْ دُبُرِهَا، وَالْمَلاَئِكَةُ
yang berupa anjing dan api neraka membakar dirinya masuk melalui lubang mulutnya dan keluar dari duburnya dan para malaikat
يَضْرِبُوْنَ رَأْسَهَا بِمَقَامِعَ مِنْ نَارٍ، فَقَامَتْ فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ》 أي : البيضاء
memukuli kepalanya dengan godam dari api neraka, maka ketika mendengar itu bangunlah Fatimah Az-Zahra'》 maksudnya : putih
مشرقة الوجه 《رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، وَقَالَتْ : يَا حَبِيْبِيْ وَقُرَّةَ عَيْنِيْ》 أي :
bersinar wajahnya 《Fatimah ra, ia berkata : Wahai Kekasihku dan permata hatiku》 maksudnya :
سرور عيني وبردها 《مَا كَانَ أَعْمَالُ هَؤُلاَء》 أي : المذكورات 《حَتَّى وَقَعَ
penglihatanku bahagia dan seperti hujan salju 《sesungguhnya perbuatan apa yang pernah dilakukan mereka》 maksudnya : yang di sebutkan 《sehingga mengalami
عَلَيْهِنَّ هَذَا الْعَذَابُ》 أي : المذكور 《فَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا بُنَيَّة،
atas mereka siksaan seperti itu ?》 maksudnya : yang di sebutkan 《maka Nabi saw bersabda : Wahai putriku,
أَمَّا الْمُعَلّقَةُ بِشَعْرِهَا فَإٍنَّهَا كَانَتْ لاَ تُغَطِّى شَعْرَهَا مِنَ الرِّجَالِ》 أي :
adapun wanita yang digantung dengan rambutnya maka sesungguhnya wanita itu tidak menutup rambutnya dari pandangan laki-laki》 maksudnya :
الأجانب 《وَأَمَّا الْمُعَلّقَةُ بِلِسَانِهَا فَإِنَّهَا كَانَتْ تُؤْذِى زَوْجَهَا》 أي : بلسانها،
laki-laki ajnabi 《dan adapun wanita yang di gantung dengan lidahnya maka seaungguhnya wanita itu suka menyakiti hati suaminya》 maksudnya : dengan lisannya
فإن الجزاء من جنس العمل 《وَأَمَّا الْمُعَلّقَةُ بِثَدْيَيْهَا فَإِنَّهَا كَانَتْ تُوْطِئُ
maka jika yang di balas dari jenis perbuatan 《dan adapun wanita yang digantung menggunakan kedua susunya maka sesungguhnya wanita itu berjima' dengan laki-laki lain
فِرَاشَ زَوْجِهَا. وأََمَّا الَتِيْ شُدَّ رِجْلاَهَا إِلَى ثَدْيَيْهَا وَيَدَاهَا إِلَى نَاصِيَتِهَا
di tempat tidur suaminya. dan adapun wanita yang di ikat kedua kakinya sampai pada kedua susunya dan kedua tangannya dirantai sampai keubun-ubunnya
وَقَدْ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهَا الْحَيَّاتِ وَالْعَقَارِبِ فَإِنَّهَا كَانَتْ لاَ تَغْتَسِلُ مِنَ الْجَنَابَةِ
dan sungguh Allah memerintah ular dan kalajengking untuk menyiksanya, maka sesungguhnya wanita itu tidak mandi dari jinabat
وَالْحَيْضِ،
dan tidak mandi setelah haidh
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 32
وَتَسْتَهْزِئُ بِالصَلاَةِ. وأََمَّا الَتِيْ رأْسُهَا رَأْسُ خِنْزِيْرٍ وَبَدَنُهَا بَدَنُ
dan meremehkan dengan shalat. dan adapun wanita yang berkepala babi dan badannya berbadan
حِمَارٍ فَإِنَّهَا كَانَتْ نَمَّامَةً كَذَّابَةً. وأََمَّا الَتِيْ عَلَى صُوْرَةِ الْكَلْب،ِ وَالنَّارُ تَخُلُ
keledai, maka sesungguhnya wanita itu suka mengadu-adu dan pendusta. dan adapun wanita yang berbentuk anjing dan api neraka membakar dirinya
مِنْ فِيْهَا وَتَخْرُجُ مِنْ دُبُرِهَا، فَإِنَّهَا كَانَتْ مَنّانةً حَسادَة ً. وَ يَا بُنَيَّة، الْوَيْلُ》
masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya, maka sesungguhnya wanita itu yang suka mengungkit-ungkit pemberian kepada suaminya dan hatinya selalu dengki. Dan Wahai putriku, celakalah》
أي : الهلاك 《لاِمْرَأَةٍ تَعْصِى زَوْجَهَا. وَالْحَاصِلُ》 أي : المحصل من الكلام
maksudnya : kerugian 《istri yang bermaksiat kepada suaminya. Dan kesimpulan》 maksudnya : kesimpulan dari perkataan ini
《أَنَّ الزَوْجَ لِلزَوْجَةِ كَالوَالِدِ لِلْوَلَدِ، لأَنَّ طَاعَةَ الْوَلَدِ لِوَالِدِهِ وَطَلَبَ رِضَاهُ
《kedudukan suami untuk istrinya seperti kedudukan orang tua atas anak-anaknya, karena sesungguhnya ketaatan anak kepada orang tuanya dan usaha anak mencari keridhaan orang tuanya
وَاجِبٌ، وَلاَ يَجِبُ ذَلِكَ عَلَى الزَوْجِ》
termasuk wajib, sebaliknya kewajiban itu tidak berlaku atas suami》
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 33
Wallahu A'lam Bish-Showab
Jumat, 26 Agustus 2016
SHALAT SUNNAH SEBELUM DAN SESUDAH SALAT HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA
Bismillahirrahmanirrahim
Boleh bagi selain imam melakukan shalat sunnah pada hari raya sebelum shalat 'ied maupun setelah shalat 'ied, baik dirumahnya, di sebuah jalan dan di mushalla yaknintempat pelaksanan shalat 'ied, dimana sebelum hadirnya imam. Tapi hal ini bukan dengan maksud shalat untuk shalat 'ied yakni bukan shalat qabliyah atau ba'diyah ‘ied dan tidak makruh pada yang demikian.
Dimakruhkan bagi imam melakukan shalat sebelum shalat 'ied atau pun setelahnya di mushalla yakni tempat shalat 'ied sebab jikalau melakukan shalat maka akan diduga itu sunnah padahal bukan sunnah.
Refrensi :
(قال) ولا أرى بأسا أن يتنفل المأموم قبل صلاة العيد وبعدها في بيته وفى المسجد وطريقه والمصلى وحيث أمكنه التنفل إذا حلت صلاة النافلة بأن تبرز الشمس وقد تنقل قوم قبل صلاة العيد وبعدها وآخرون قبلها ولم يتنفلوا بعدها وآخرون بعدها ولم يتنفلوا قبلها وآخرون تركوا التنفل قبلها وبعدها وهذا كما يكون في كل يوم يتنفلون ولا يتنفلون ويتنفلون فيقلون ويكثرون ويتنفلون قبل المكتوبات وبعدها وقبلها ولا يتنفلون بعدها ويدعون التنفل قبلها وبعدها لان كل هذا مباح وكثره الصلوات على كل حال أحب إلينا
Kitab Al-Umm
http://islamport.com/w/shf/Web/949/268.htm
قال المصنف رحمه الله تعالى ( وإذا حضر جاز أن يتنفل إلى أن يخرج الإمام ، لما روي عن أبي برزة وأنس والحسن وجابر بن زيد أنهم كانوا يصلون يوم العيد قبل خروج الإمام ، ولأنه ليس بوقت منهي عن الصلاة فيه ، ولا هناك ما هو أهم من الصلاة ، فلم يمنع من الصلاة كما بعد العيد والسنة للإمام أن لا يخرج إلا في الوقت الذي يوافي فيه الصلاة ، لما روى أبو سعيد الخدري رضي الله عنه قال " {كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يخرج يوم الفطر والأضحى إلى المصلى فأول شيء يبدأ به الصلاة } " والسنة أن يمضي إليهما في طريق ، ويرجع في أخرى ، لما روى ابن عمر رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم " { كان يخرج يوم الفطر والأضحى فيخرج من طريق ويرجع من آخر } " )
( الشرح ) حديث أبي سعيد رواه البخاري ومسلم ، وأما حديث ابن عمر فرواه أبو داود بإسناد ضعيف ، ورواه البخاري في صحيحه من رواية جابر قال " { كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا كان يوم العيد خالف الطريق } " ورواه الحاكم من رواية أبي هريرة مرفوعا قال : وهو صحيح على شرط البخاري ومسلم وذكرهالبخاري في صحيحه تعليقا ، قال البخاري : حديث جابر أصح ، وأما ما ذكره أولا عن أبي برزة وأنس والحسن وجابر بن زيد فرواه البيهقي ، ولكنه وقع في نسخ المهذب عن أبي برزة - بفتح الباء الموحدة وبعدها راء ساكنة ثم زاي مفتوحة - وهو تصحيف وصوابه عن أبي بردة - بضم الباء وبدال بعد الراء - هو أبو بردة التابعي بن أبي موسى الأشعري ، واسم أبي بردة : عامر وقيل : الحارث وهذا الذي ذكرته من تصحيفه لا نشك فيه فالصواب أبو بردة بالدال هكذا ذكره البيهقيفي كتابيه ، وغيره من الأئمة وتقديم المصنف له على أنس يدل على أنه ظنه أبا برزة الصحابي وهو غلط بلا شك ( أما الأحكام ) ففيه
مسائل ( إحداها ) يجوزلغير الإمام التنفل يوم العيد قبل صلاة العيد وبعدها في بيته وطريقه ، وفي المصلى قبل حضور الإمام ، لا بقصد التنفل لصلاة العيد ، ولا كراهة في شيء من ذلك ، لما ذكره المصنف قال الشافعي والأصحاب : وليس لصلاة العيد سنة قبلها ولا بعدها ; لأن النبي صلى الله عليه وسلم لم يصل قبلها ولا بعدها ( المسألة الثانية ) يستحب للإمام أن لا يخرج إلى موضع الصلاة إلا في الوقت الذي يصلي بهم قال أصحابنا : ويكره للإمام أن يصلي قبل صلاة العيد أو بعدها في المصلى ; لأنه لو صلى أوهم أنها سنة وليست سنة قال أصحابنا : ولا يصلي تحية المسجد ، بل يشرع أول وصوله في صلاة العيد ، وتحصل التحية في ضمنها ، ودليله حديث أبي سعيد
( المسألة الثالثة ) يستحب لكل من صلى العيد أن يمضي إليها في طريق ويرجع في طريق آخر للحديث ، ويستحب أن يمضي في الطريق الأطول ( واختلفوا ) في سبب ذهابه صلى الله عليه وسلم في طريق ورجوعه في طريق آخر ( فقيل ) كان يذهب في أطول الطريقين ويرجع في الآخر ، لأن الذهاب أفضل من الرجوع ( وقيل ) كان يتصدق في الطريقين ( وقيل ) كان يتصدق في طريق ، ولا يبقى معه شيء فيرجع في آخر لئلا يسأله سائل فيرده ( وقيل ) ليشرف أهل الطريقين ( وقيل ) ليشهد له الطريقان ( وقيل ) ليعلم أهل الطريقين ويفتيهم ( وقيل ) ليغيظ المنافقين بإظهار الشعار ( وقيل ) لئلا يرصده المنافقون فيؤذوه ( وقيل ) للتفاؤل بتغيير الحال إلى المغفرة والرضا ونحو ذلك ( وقيل ) كان يخرج في الطريق الأول خلق كثير فيكثر الزحام فيرجع في آخر ليخف قال أصحابنا : ثم إن لم نعلم المعنى الذي خالف النبي صلى الله عليه وسلم بسببه الطريق استحب لنا مخالفة الطريق بلا خلاف وإن علمناه ووجد ذلك المعنى في إنسان استحب له مخالفة الطريق ، وإن لم يوجد فيه فوجهان مشهوران ( الصحيح ) باتفاق الأصحاب يستحب أيضا ، وبه قال أبو علي بن أبي هريرة ، وبه قطع المصنفوالأكثرون لمطلق الأمر بالاقتداء ( والثاني ) قاله أبو إسحاق : لا يستحب لفوات سببه ، وأجاب الأولون عن هذا بأنه قد يزول سبب العبادة ويبقى أصلها ، كالرمل والسعي ونظائرهما وأصح الأقوال في حكمته هو الأول ، وهو الذهاب في أطول الطريقين والرجوع في الأقصر ، صححه جمهور أصحابنا ، وصحح الشيخ أبو حامد القول الأخير ، وأما قول إمام الحرمين وغيره : ليس بقربة ( فغلطوهم ) فيه ، بل يثاب في رجوعه للحديث الصحيح الذي قدمناه في الفصل السابق قال الشافعي في الأم : ويستحب للإمام في رجوعه أن يقف في طريقه فيستقبل القبلة ويدعو وروى فيه حديثا
( فرع ) في مذاهب العلماء في صلاة النفل قبل صلاة العيد وبعدها أجمعوا على أنه ليس لها سنة قبلها ولا بعدها ، واختلفوا في كراهة النفل قبلها وبعدها ، فمذهب الشافعي أنه لا يكره صلاة النفل قبل صلاة العيد ولا بعدها ، لا في البيت ولا في المصلى لغير الإمام ، وبه قال أنس بن مالك وأبو هريرة ورافع بن خديجوسهل بن سعد وأبو بردة والحسن البصري وأخوه سعد بن أبي الحسن وجابر بن زيد وعروة بن الزبير وابن المنذر وقال آخرون : تكره الصلاة قبلها وبعدها ، حكاهابن المنذر عن علي بن أبي طالب وابن مسعود وحذيفة وابن عمر وجابر بن عبد الله [ وعبد الله ] بن أبي أوفى ومسروق والشعبي والضحاك بن مزاحم وسالم بن عبد الله والزهري وابن جريج ومعمر وأحمد وقال آخرون : يصلي بعدها لا قبلها ، حكاه ابن المنذر عن أبي مسعود البدري الصحابي وعلقمة والأسود ومجاهدوالنخعي وابن أبي ليلى والثوري والأوزاعي وأصحاب الرأي ، وحكاه البخاري في صحيحه عن ابن عباس وقال آخرون : يكره في المصلى قبلها وبعدها ولا يكره في غيره ودليلنا ما احتج به الشافعي وابن المنذر والمصنف وسائر الأصحاب أن الأصل إباحة الصلاة حتى يثبت النهي
Kitab Majmu' Syarah Muhadzdzab
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?ID=1769&startno=0&start=0&idfrom=2783&idto=2783&bookid=14&Hashiya=4
Wallahu A'lam Bish-Showab
Senin, 22 Agustus 2016
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 22
HAQ SUAMI PADA ISTRI TIDAK DAPAT DI GAMBARKAN DENGAN SESUATU
《وَ》 روى الحاكم 《أَنَّهُ قَالَتْ امْرَأَةٌ لِلنّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
《Dan》 diriwaytkan Al-Hakim 《sesungguhnya datang seorang wanita kepada Raulullah saw dan berkata :
إِنَّ ابْنَ عَمِّيْ يَخْطُبُنِيْ》 أي : يدعونى إلى النكاح 《فَأَخْبِرْنِيْ》
Sesungguhnya putra pamanku bermaksud melamar aku》 maksudnya : dia mengajak aku mnikah 《maka jelaskan kepadaku》
يا رسول الله 《مَا حَقُّ الزَّوْجِ عَلىَ الزَّوْجَةِ ؟، فَإِنْ كَانَ》 أي : ذلك الحق
Wahai Rasulullah 《apa saja hak-hak suami atas istrinya ? Maka jika ada》 maksudnya : hak-hak itu
《شَيْئًا》 أي : أمرا 《أُطِيْقُهُ》 أي : أقدر عليه 《تَزَوَّجْتُهُ. قَالَ》
《Sesuatu》 maksudnya : yang sanggup 《aku jalaninya》 maksudnya : kuat melaksanakan atasnya 《maka aku akan menikahnya, Nabi saw》
صلى الله عليه وسلم 《مِنْ حَقّهِ أَنْ》 أي : أنه أي : الشأن 《لَوْ سَالَ
bersabda : 《dari hak-hak suami, jika》 maksudnya : sesungguhnya, maksudnya : berkenaan 《sendainya mengalir
مِنخَرَاهُ دَمًا، وَقَيْحًا، فَلَحِسَتْهُ》 بكسر الحاء 《بِلِسَانِهَا مَا أَدَّتْ حَقَّهُ》
dari lubang hidungnya seperti darah dan nanah, maka istri menjilatnya》 huruf ha' nya di baca kasrah 《dengan lidahnya, apa yang dilakukan belum cukum memenuhi hak-haknya》
والمنخر بكسر الخاء المعجمة خرق
dan lafazh MINKHARA huruf Kha' nya dibaca kasrah Al-Mu'jamah, artinya : lubang
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 30
الأنف 《لَوْ كَانَ》 أي : الشأن 《يَنْبَغِيْ》 أي : يجوز 《لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ
hidung 《jika ada》 maksudnya : berkenaan 《semestinya》 maksudnya : di bolehkan 《untuk seseorang bersudud
لِبَشَرٍ》 أي : آخر 《لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا》 إذا دخل عليها لما
kepada orang》 maksudnya : yang lain 《maka aku perintahkan seorang istri supaya bersujud kepada suaminya》 apabila yang di kembalikan atasnya untuk apa
فضله الله عليها، قالت : والذي بعثك بالحق لا أتزوج ما بقيت الدنيا.
yang di utamakan oleh Allah atasnya, wanita itu berkata : Demi Dzat yang mengutusmu dengan Haq, maka aku tidak akan menikah selama tetap di dunia.
وقالت عائشة رضي الله عنها : 《أَتَتْ فَتَاةٌ إِلىَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
Dan 'Aisyah ra berkta : 《Ada seorang wanita menemui Nabi saw,
وَسَلَّمَ فَقَالَتْ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنِّي فَتَاةٌ أُخْطَبُ فَأَكْرَهُ التَزْوِيْجَ، فَمَا حَقُّ
maka wanita itu berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini seorang wanita yang masih gadis, telah dilamar, tapi aku belum siap menikah, maka apa hak-hak
الزَوْجِ عَلىَ الْمَرْأَةِ ؟ قَالَ : لَوْ كَانَ مِنْ فرقِهِ إِلىَ قَدَمِهِ صَدِيْدٌ فَلَحِسَتْهُ مَا
suami atas istri ? Rasulullah saw bersabda : jika ada tubuh seorang suami dari atas sampai telapak kakinya bernanah, maka seorang istri menjilatinya, maka yang demikian itu belum terbilang
أَدَّتْ شُكْرَهُ، قَالَتْ : أَفَلاَ أَتَزَوَّجُ ؟ قَال : بَلىَ تَزَوَّجِيْ فَإِنَّهُ خَيْرٌ》
memenuhi rasa syukur pada suaminya. Wanita itu berkata : jika seperti itu pantaskan aku menikah ? Rasulullah saw bersabda : tentu saja menikahlah kamu, maka sesungguhnya nikah itu amal kebaikan》
《وَرَوَى》 بسند جيد سليمان 《الطَبْرَانِيُّ》 نسبة إلى طبرية على غير
《Diriwayatkan》 dengan sanad sangat baik. Sulaiman 《Ath-Thabrani》 yang di nisbatkan kepada thabari atas selain
قياس، وهي مدينة بالشام 《أَنَّ المرأةَ لاَ تُؤَدِّيْ حَقَّ اللهِ تَعَالى حَتَّى تُؤَدِّيَ
Qiyas dan ia adalah di kota syam 《sesungguhnya seorang istri belum bisa menunaikan hak-hak Allah Ta'ala sehingga ia menunaikan
حَقَّ زَوْجِهَا كُلَّهُ، لَوْ سَأَلَهَا وَهِيَ عَلىَ ظَهْرِ قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ نَفْسَهَا》 قال
semua hak-hak suaminya, jika suami memintanya dan istri berada di punggung unta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas dirinya》 dan Ibnu 'Abbas
ابن عباس : 《أَتَتْ امْرَأَةٌ مِنْ خَثْعَمَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
berkata : 《ada seorang wanita dari kota khats'am menemui Rasulullah saw,
فَقَالَتْ : إِنِّيْ امْرَأَةٌ أَيِّمٌ وَأُرِيْدُ أَنْ أَتَزَوَّجَ، فَمَا حَقُّ الزَّوْجِ ؟ قَاَل : إِنَّ مِنْ
maka wanita itu erkata : sesungguhnya aku ini seoarang wanita yang masih sendirian dan aku ingin menikah ? ia berkata : Sesungguhnya apa saja dari
حَقِّ الزَّوْجِ عَلَى الزَّوْجَةِ إِذَا أَرَادَهَا فَرَاوَدَهَا عَنْ نَفْسِهَا وَهِيَ عَلَى ظَهْرِ
hak- hak suami suaminya ? Beliau bersabda : jika suami menginginkan istrinya maka menggodanya dari dirinya, dan ia waktu itu masih diatas punggung
بَعِيْرٍ لاَ تَمْنَعْهُ، وَمِنْ حَقِّهِ أَنْ لاَّ تُعْطِيَ شَيْئًا مِنْ بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، فَإِنْ فَعَلَتْ
unta, maka istri tidak boleh menolaknya, dan dari haknya suami adalah hendaklah istri jangan memberikan sesuatu apapun dari rumahnya kecuali izin suaminya, maka jika tetap melakukan
ذَلِكَ كَانَ الْوِزْرُ عَلَيْهَا وَالأَجْرُ لَهُ، وَمِنْ حَقِّهِ أَنْ لاَّ تَصُوْمَ تَطَوُّعًا إِلاَّ بِإِذْنِهِ،
perbuatan itu, maka ia berdosa atasnya dan pahalanya diberikan kepada suaminya, dan dari hak suami adalah hendaklah istri jangan berpuasa sunah kecuali izin dari suaminya,
فَإِنْ فَعَلَتْ جَاعَتْ وَعَطَشَتْ وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنْهَا، وَإِنْ خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا
maka jika ia tetap melakukan, maka ia hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dan puasanya tidak diterima, dan jika istrinya memaksa keluar dari rumah nya
بِغَيْرِ إِذْنِهِ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِ أَوْ تَتُوْبَ》
dengan tanpa izin dari suaminya, maka ia dilaknat para malaikat, sehingga kembali kepada rumahny atau bertaubat》
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 31
Wallahu A'lam Bish-Showab
Terjemahan 'Uqudulujain Bagian 21
PERTAMA KALI YANG DIHISAB PADA HARI QIAMAT UNTUK SEORANG ISTRI
《وَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوَّلُ مَا تُسْأَلُ الْمَرْأَةُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
《Dan Nabi saw bersabda : Pertama kali yang di pertanyakan kepada seorang istri pada hari kiamat
عَنْ صَلاَتِهَا، وَعَنْ بَعْلِهَا》. وقال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :
dari shalatnya dan suaminya》. Dan Rasulullah saw bersabda :
《أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ الرَّجُلُ عَلَى صَلاَتَهِ ثُمَّ عَنْ نِسَائِهِ وَمَا مَلَكَتْ يَمِيْنُهُ
《Pertama kali yang di perhitungkan pada seorang laki-laki atas shalatnya, kemudian dari istrinya dan apa yang di kuasakannya,
إِنْ أَحْسَنَ عشْرَتَهُ مَعَهُمْ وَأَحْسَنَ إِلَيْهِمْ أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْهِ. وَأَوَّلُ مَا تُحَاسَبُ
jika baik pergaulannya bersama mereka dan laki-laki itu berbuat baik kepada semuanya, maka Allah akan berbuat bagus kepadanya. Dan pertama kali apa yang di perhitungkan
الْمَرْأَةُ عَلَى صَلاَتِهَا ثُمَّ عَنْ حَقِّ زَوْجِهَا》. وقال رسولُ اللهِ صلى الله عليه
pada istri atas shalatnya, kemudian dari hak-hak suaminya》. Dan Rasulullah saw
وسلم لِمُزوِّجةٍ : 《فَأَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، قَالَتْ: مَا آلُوْهُ فِيْ خِدْمَتِهِ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ
bersabda : 《maka dimana kamu mempunyai kewajiban dari suamimu ? Istri beliau berkata : Aku tidak akan berbuat lalai dalam melayaninya, kecuali apa yang kurasa tidak mampu kulakukan
عَنْهُ، قَالَ فَكَيْفَ أَنْتِ لَهُ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ》
darinya, Rasulullah saw bersabda : bagaimana kamu untuk bergaul bersamanya, maka sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu》
《وَجَاءَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : أَرْبَعَةٌ مِنَ النِّسَاءِ فِيْ
《Dan datang dari Nabi saw, sesungguhnya Nabi saw bersabda : ada empat dari wanita yang masuk kedalam
الجَنَّةِ، وَأَرْبَعَةٌ فِيْ النَارِ، وَذَكَرَ》 صلى الله عليه وسلم 《مِنَ الأَرْبَعَةِ
surga dan empat wanita masuk kedalam neraka, dan penjelasan》 Nabi saw 《dari empat wanita
اللَّوَاتِيْ فِيْ الْجَنَّةِ : امْرَأَةً عَفِيْفَةً》 أي : كافة عن الحرام 《طَائِعَةً للهِ
yang masuk surga adalah, istri yang memelihara kehormatan dirinya》 maksudnya : memelihara dari apa yang di haramkan 《mena'ati perintah Allah
وَلِزَوْجِهَا، وَلُوْدًا》 أي : كثير الولد 《صَابِرَةً، قَانِعَةً》 أي : راضية 《بِالْيَسِيْرِ
dan mena'ati suaminya dan subur》 maksudnya : banyak anak 《penyabar, menerima pemberian》 maksudnya : Ridha 《dengan yang sedikit
مَعَ زَوْجِهَا》 قال سعد ابن أبي وقاص رضي الله عنه : سمعتُ رسولَ اللهِ
bersama suaminya》 Sa'ad bin Abi Waqash ra berkata : aku mendengar Rasulullah saw
صلى الله عليه وسلم يقول: 《إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا لَمْ تَفْرِجْ عَنْ زَوْجِهَا فِيْ ضِيْقِهِ
bersabda : 《sesungguhnya seorang istri jika tidak terlepas yakni tetap merasa bahigia dari suaminya dalam kesempitan
لَعَنَهَا اللهُ تَعَالَى وَغَضِبَ عَلَيْهَا وَلَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ أَجْمَعُوْنَ》 《ذَات حَيَاءٍ،
maka Allah Ta'ala melaknatnya dan marah atas istri dan istri di laknat semua malaikat》 《istri mempunyai rasa malu,
وَإِنْ غَابَ عَنْهَا زَوْجُهَا حَفِظَتْ نَفْسَهَا وَمَالَهُ》 أي : الزوج. قال سلمان
dan jika suaminya tidak ada dirumah, maka istri memelihara dirinya dan hartanya》 maksudnya : suami. Salman
الفارسي رضي الله عنه : سمعتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم
Al-Farisiy ra berkata : aku mendengar Rasulullah saw
يقول : 《مَا نَظَرَتْ امْرَأَةٌ إِلَى غَيْرِ زَوْجِهَا بِشَهْوَةٍ إِلاَّ سمرت عَيْنَاهَا يَوْمَ
bersabda : 《tidaklah seorang istri melihat pada selain suaminya dengan syahwat kecuali akan di paku kedua matanya pada hari
الْقِيَامَةِ》 وقال أيوب الأنصاري رضي الله عنه : سمعتُ رسولَ اللهِ صلى
qiamat》 dan Ayyub Al-Anshoriy ra berkata : aku mendengar Rasulullah saw
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 28
الله عليه وسلم يقول : 《خَلَقَ اللهُ تَعَالَى فِيْ سَمَاءِ الدُنْيَا سَبْعِيْنَ أَلْفَ
bersabda : 《Allah Ta'ala menciptakan di langit dunia tujuh puluh ribu
مَلَكٍ يَلْعَنُوْنَ كُلَّ امْرَأَةٍ تخون زّوْجَهَا فِيْ مَالِهِ، وَكَانَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ
malaikat, mereka semua melaknat istri yang menghianati suaminya dalam hartanya, dan seorang istri pada hari qiamat dikumpulkan bersama
السَّحَرَةِ وَالْكَهَنَةِ وَإِنْ أَفْنَتْ عُمْرَهَا فِيْ خِدْمَةِ زَوْجِهَا》. وقال معاوية :
para tukang sihir dan para dukun, walaupun ia menghabiskan umurnya dalam melayani suaminya》. Dan Mu'awiyah berkata :
إني سمعتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول : 《أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَخَذَتْ
sesungguhnya saya mendengar Rasulullah saw bersabda : 《siapa saja seorang istri yang mengambil
مِنْ مَالِ زَوْجِهَا بِغَيْرِ إِذْنِهِ إِلاَّ كَانَ عَلَيْهَا وِزْرُ سَبْعِيْنَ أَلْفَ سَارِقٍ》. 《وَإِنْ
dari harta suaminya dengan tanpa izinnya kecuali istri itu mendapat dosa seperti tujuh puluh pencuri》 《dan jika
حَضَرَ》 أي : الزوج 《أَمْسَكَتْ لِسَانَهَا عَنْهُ》 وذكر صلى الله عليه وسلم
hadir》 maksudnya : suami 《istri itu diam lisannya dari berbicara》 dan dijelaskan kembali oleh Nabi swa
من الأربعة : 《امْرَأَةً مَاتَ زَوْجُهَا وَلَهَا أَوْلاَدٌ صِغَار، فَحَبَسَتْ نَفْسَهَا عَلَى
dari empat wanita yang masuk surga 《seorang istri yang ditinggal mati suaminya dan ia masih mempunyai anak yang masih kecil, maka istri tetap menjaga kehormatan dirinya atas
أَوْلاَدِهَا وَرَبَتْهُمْ وَأَحْسَنَتْ إِلَيْهِمْ وَلَمْ تَتَزَوَّجْ خَشْيَةَ أَنْ يُضَيِّعُوْا》
anak-anaknya dan mengelus mereka dan istri berbuat baik kepada mereka dan istri tidak menikah lagi 》
قال صلى الله عليه وسلم : 《حَرَّمَ اللهُ عَلَى كُلِّ آدَمِيٍّ الْجَنَّةَ يَدْخُلُهَا قَبْلِي
Nabi saw bersabda : 《Allah mengharamkan setiap orang masuk surga sebelum aku,
غَيْرَ أَنِّي أَنْظُرُ عَنْ يَمِيْنِيْ فَإذًا امْرَأَةٌ تُبَادِرُنِي إِلَى بَابِ الجَنَّةِ فَأَقُوْلُ :
hanya saja melihat dari sebelah kananku maka jika seorang wanita yang mendahului aku menuju pintu surga, maka aku berkata :
مَا لهَذِهِ تُبَادِرُنِيْ ؟ فَيُقَالُ لِيْ : يَا مُحَمَّد، هَذِهِ امْرَأَةٌ كَانَتْ حَسْنَاءَ جَمِيْلَةً،
Bagaimana perempuan ini mendahuluiku ? Maka Allah berfirman keoadaku : Wahai Muhammad, ini seorang istri adalah wanita cantik yang bagus
وَكَانَ عِنْدَهَا يَتَامَى لَهَا، فَصَبَرَتْ عَلَيْهِنَّ حَتَّى بَلَغَ أَمْرُهُنَّ الَّذِي بَلَغَ،
dan ia mempunyai anak-anak yatim tetapi, maka ia bersabar atas mereka sehingga mencapai usia beligh,
فَشَكَرَ اللهُ لَهَا ذَلِكَ》
maka dia bersyukur kepada Allah terhadap semua itu》
《ثُمَّ قَالَ صلى الله عليه وسلم : وَأَمَّا الأَرْبَعَةُ اللَّوَاتِيْ فِيْ النَّارِ فَامْرَأَةٌ
《Kemudian Nabi saw bersabda : dan adapun empat macam wanita yang masuk kedalam neraka, maka wanita
Adapun empat macam wanita ahli neraka adalah, wanita yang buruk lisan dan ucapannya kepada suaminya, jika suaminya tidak berada dirumah, ia tidak memelihara kehormatannya, jika suaminya ada di rumah ia menyakitinya dengan lisannya.
بَذِيَّةُ اللِّسَانِ》 أي : فاحشته 《عَلَى زَوْجِهَا، إِنْ غَابَ عَنْهَا زَوْجُهَا لَمْ تَصُنْ
yang buruk lisan》 maksudnya : berbicara kotor 《atas suaminya, jika suaminya tidak ada di rumah, ia tidak memelihara
نَفْسَهَا، وَإِنْ حَضَرَ آذَتْهُ》 بمد الهمزة أي أغضبته من غير ذنب 《بِلِسَانِهَا》
dirinya, dan jika suaminya ada dirumah, ia menyakitinya》 huruf hamzahnya di baca mad, maksudnya : memarahinya dari selain kecajahatan 《dengan lisannya》
قال عمر بن الخطاب : إن رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول :
'Umar bin Khattab berkata : sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
《أَيُّمَا امْرَأَةٍ رَفَعَتْ صَوْتَهَا عَلَى زَوْجِهَا إِلاّ لَعَنَهَا كُلُّ شَيْئٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ
《siapa saja istri yang mengangkat suaranya atas suaminya kecuali dilaknat oleh semua sesuatu yang tersinar atas
الشَمْسُ》 《وَامْرَأَةٌ تُكَلِّفُ زَوْجَهَا مَا لاَ يُطِيْقُ》 قال أبو ذر : سمعتُ
sinar mentari》 《dan seorang istri yang membebani suaminya pada apa yang tidak sanggup》 Abu Dzar berkata : aku mendengar
رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول : 《إِنَّ امْرَأَةً عبدت عِبَادَةَ
Rasulullah saw bersabda : 《Sesungguhnya seorang istri mengabdikan untuk beribadah
أَهْلِ السَمَاوَاتِ وَ أَهْلِ الأَرْضِ، ثُمَّ
seperti ibadahnya ahli langit dan ahli bumi, kemudian
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 29
أُدْخِلَتْ عَلَى زَوْجِهَا الغم مِنْ جِهَةِ النَفَقَةِ إِلاّ جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَدُهَا
istri membiarkan masuk atas suaminya karena masalah nafkah, kecuali istri akan datang pada hari kiamat dan tangannya
مَغْلُوْلَةٌ إِلَى عُنُقِهَا وَرُجْلُهَا مُقَيَّدَةٌ وَ سترُهَا مَهْتُوْكٌ وَوَجْهُهَا كَالِحٌ وَتعلق بِهَا
terbelenggu pada lehernya dan kakinya terikat dan mulutnya dirobek dan wajahnya seperti pucat dan dirinya digantung
مَلاَئِكَة غِلاَظٌ شداد يهوون بها فِيْ النَارِ》 《وَامْرَأَةٌ لاَ تَسْتُرُ نَفْسَهَا مِنَ
oleh malaikat yang sangat keras diseret dengannya kedalam neraka》 《dan istri yang tidak menutupi dirinya dari
الرِّجَالِ وَتَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهَا مُتَبَرِّجَةً》 أي : مظهرة لزينتها ومحاسنها
laki-laki dan keluar dari rumahnya yang berhias》 maksudnya : untuk menampakkan perhiasannya dan kecantikannya
للرجال. قال سلمان الفارسي رضي الله عنه : سمعتُ رسولَ اللهِ
kepada laki-laki. Salman Al-Farisi ra berkata : aku mendengar Rasulullah saw
صلى الله عليه وسلم يقول : 《أَيُّمَا امْرَأَةٍ تَزَيَّنَتْ وَتَطَيَّبَتْ وَخَرَجَتْ
bersabda : 《siapa saja istri yang menampakkan perhiasan dan mengenakan wewangian dan keluar
مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا بغَيْرِ إِذْنِهِ فَإِنَّهَا تَمْشِيْ فِيْ سُخْطِ اللهِ وَغَضَبِهِ حَتَّى
dari rumah suaminya dengan tanpa izinnya, maka sesungguhnya istri berjalan dalam kemurkaan Allah dan kebencian-NYA sehingga
تَرْجِعَ》 وقال صلى الله عليه وسلم : 《أيُّمَا امْرَأَةٍ نَزَعَتْ ثِيَابَهَا فِيْ غَيْرِ
kembali》 dan Rasulullah saw bersabda : 《siapa saja istri yang menukar pakaiannya selain
بَيْتِهَا خَرقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا سِتْرَهُ》 رواه الإمام أحمد والطبراني
rumahnya, maka Allah pasti merobek penutupnya》 Diriwayatkan Imam Ahmad dan Ath-Thabrani
والحاكم والبيهقي. 《وَامْرَأَةٌ لَيْسَ لَهَا هَمٌّ إِلاَّ الأَكْلُ وَالشُرْبُ وَالنَّوْمُ،
dan Hakim dan Al-Baihaqi 《dan istri yang kebingungan hanya dalam masalah makan dan minum danntidur,
وَلَيْسَ لَهَا رُغْبَةٌ》 أي : إرادة 《فِيْ صَلاَةٍ، وَلاَ فِيْ طَاعَةِ اللهِ، وَلاَ فِيْ طَاعَةِ
dan ia punya minat》 maksudnya : keinginan 《dalam melaksanakan shalat dan ridak punya keinginan dalam ta'at kepada Allah dan tidak punya hasrat dalam ta'at
رَسُوْلِه صلى الله عليه وسلمِ》 《وَلاَ فِيْ طَاعَةِ زَوْجِهَا. فَالمَرْأَةُ إِذَاكَانَتْ
kepada Rasulullah saw》 《dan tidak punya keinginan ta'at kepada suaminya, maka istri jika ada
بِهَذِهِ الصِّفَاتِ》 أي : الأربعة المذمومة 《كَانَتْ مَلْعُوْنَةً》 أي : مبعدة
dengan sifat-siat ini》 maksudnya : salah satu embat yang tercela 《maka seperti itu terlaknat》 maksudnya : di jauhkan
عن الخير 《مِنْ أَهْلِ النَّارِ إِلاَّ أَنْ تَتُوْبَ》 أي : من ذلك كله.
dari kebaikan 《dan ia menjadi dari ahli neraka kecuali ia bertaubat》 maksudnya : dari hal itu semuanya.
KITAB 'UQUDULUJAIN HALAMAN 30
Wallahu A'lam Bish-Showab
Langganan:
Postingan (Atom)